๐ JANGAN MENGANGGAP SEPELE URUSAN UTANG!
๐กDari Uqbah bin Amir radhiyallahu anhu, ia mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
َูุง ุชُุฎُِูููุง ุฃَُْููุณَُูู
ْ ุจَุนْุฏَ ุฃَู
َِْููุง. َูุงُููุง: َูู
َุง ุฐَุงَู َูุง ุฑَุณَُูู ุงِููู؟ َูุงَู: ุงูุฏَُّْูู
“Jangan kalian buat takut diri kalian setelah rasa amannya.” Mereka mengatakan, “Apa itu, wahai Rasulullah?” “Utang,” jawab beliau. (HR. Ahmad, Abu Ya’la, al-Hakim, dan al-Baihaqi. Al-Hakim mengatakan, “Sanadnya sahih.” Lihat Shahih at-Targhib, 2/165, no. 1797)
๐กDari Tsauban radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
ู
َْู َูุงุฑََู ุฑُْูุญُُู ุฌَุณَุฏَُู ََُููู ุจَุฑِูุกٌ ู
ِْู ุซَูุงَุซٍ ุฏَุฎََู ุงْูุฌََّูุฉَ؛ ุงْูุบُُُููู، َูุงูุฏَُّْูู، َูุงِْููุจْุฑُ
“Barang siapa yang rohnya berpisah dengan jasadnya dalam keadaan dia terbebas dari tiga perkara, dia akan masuk ke dalam surga: (1) mengambil harta rampasan perang sebelum dibagi, (2) utang, dan (3) kesombongan.” (Sahih, HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan al-Hakim; ini lafaz beliau. Lihat Shahih at-Targhib, 2/166 no. 1798)
๐กDari Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
ู
َْู ุญَุงَูุชْ ุดََูุงุนَุชُُู ุฏَُْูู ุญَุฏٍّ ู
ِْู ุญُุฏُูุฏِ ุงِููู ََููุฏْ ุถَุงุฏَّ ุงَููู ِูู ุฃَู
ْุฑِِู، َูู
َْู ู
َุงุชَ َูุนََِْููู ุฏٌَْูู ََْูููุณَ ุซَู
َّ ุฏَِْููุงุฑٌ َููุงَ ุฏِุฑَْูู
ٌ ََََِّูููููุง ุงْูุญَุณََูุงุชُ َูุงูุณَِّّูุฆَุงุชُ
“Barang siapa yang pembelaannya menghalangi salah satu dari hukum had Allah, dia telah melawan perintah Allah. Barang siapa mati dan menanggung utang, di sana tidak ada dinar dan tidak ada dirham. Yang ada adalah amal kebaikan dan amal keburukan.” (Sahih, HR. al-Hakim dan dia menilainya sahih; Abu Dawud, dan ath-Thabarani. Lihat Shahih at-Targhib, 2/168, no. 1809)
๐กDari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
َْููุณُ ุงْูู
ُุคْู
ِِู ู
ُุนَََّููุฉٌ ุจِุฏَِِْููู ุญَุชَّู ُْููุถَู ุนَُْูู
“Jiwa seorang mukmin tergantung pada utangnya sampai dilunasi.” (Sahih, HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan beliau mengatakannya hasan; Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban. Lihat Shahih at-Targhib no. 1811)
๐ฅ Simak selengkapnya:
๐ https://asysyariah.com/adab-utang-piutang/
๐ฒ https://t.me/asysyariah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar