Selasa, 12 Mei 2020

PAHALA BESAR BAGI YANG MEMBAYARKAN HUTANG PUASA MAYIT

┏📜📚📖━━━━━━━━━━━━━┓
  *Majmu'ah Riyadhussalafiyyin*
┗━━━━━━━━━━━━━📖📚📜┛

📖 [SEPUTAR QADA PUASA Bagian. 7]

🌾🌻📝 *PAHALA BESAR BAGI YANG MEMBAYARKAN HUTANG PUASA MAYIT* 

Al-Allamah Ibnu Baaz rahimahullah mengatakan, 

فإذا صمتم عنها فلكم أجر عظيم

"Jika kalian membayarkan hutang puasa mayit, maka kalian akan mendapatkan pahala yang besar." (Majmu' Fatawa wa Maqalat, XV/372) 

Kenapa mendapatkan pahala besar? Karena dia telah meringankan beban kerabatnya dari hutang. Asy-Syaikh Abdullah al-Bassam berkata, 


الديون التي على الميِّت يجب قضاؤها؛ سواء كانت لله تعالى، كالزكاة والصيام، أو للآدميين.

"Hutang yang dimiliki mayit harus diselesaikan. Baik hutang itu kepada Allah seperti zakat dan puasa, atau hutang kepada sesama manusia." (Taudhih al-Ahkam, III/525) 

Sebatas faedah, tentang orang yang terbebas dari hutang, Rasulullah ﷺ bersabda, 

 من مات وهو بَريءٌ من ثلاث: الكِبْر، والغُلول، والدَّين. 
دخل الجنة 

"Barang siapa yang meninggal dalam keadaan dia bebas dari 3 hal; 
- sombong, 
- ghulul (mencuri harta rampasan perang sebelum dibagi), 
- dan hutang, 
maka dia masuk surga." -SHAHIH- (Shahih at-Tirmidzi) HR. At-Tirmidzi (1572)

JIKA TIDAK DIPUASAKAN MAKA BISA DIGANTI DENGAN FIDYAH

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah berkata, 

فإن لم يصوموا أطعموا عنه من تركته عن كل يوم مسكينا

"Jika mereka tidak men-qadakan puasanya, maka hendaknya mereka membayarkan fidyahnya yang diambil dari harta peninggalannya, sesuai jumlah hari yang masih tersisa lalu diberikan kepada orang miskin." (Majmu' Fatawa wa Maqalat, XV/368)

Dan sudah lewat pembahasan tentang fidyah. Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz juga berkata, 

ومن لم يكن له تركة يمكن الإطعام منها فلا شيء عليه

"Orang yang tidak memiliki harta peninggalan untuk dipakai membayar fidyah maka tidak ada keharusan apapun lagi." (Majmu' Fatawa wa Maqalat, XV/368) 

Asy-Syaikh Muhammad al-Utsaimin berkata, 

"Jika kerabatnya tidak berpuasa untuk qada si mayit, maka dibayarkan fidyahnya dari harta peninggalannya sesuai jumlah hari yang tersisa kepada orang miskin. Apabila dia tidak memiliki harta peninggalan, kalau ada orang yang menyumbang untuk membayarkan fidyahnya, maka sah. Apabila tidak ada satupun yang menyumbang untuk fidyahnya, maka urusannya dikembalikan kepada Allah." (Tanbih al-Afham, hlm. 487)

Tapi tetap, kalaupun sah dengan fidyah, membayarkan hutang puasa mayit langsung dengan berpuasa lebih utama. Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah menjelaskan, 

وإن أطعمتم أجزأ الإطعام، لكن الصوم أفضل؛ لهذا الحديث الصحيح 

"Apabila kalian membayarkan fidyahnya saja, maka fidyah sah. Akan tetapi menyelesaikan hutang puasanya dengan berpuasa lebih utama berdasarkan hadis sahih ini." (Majmu' Fatawa wa Maqalat, XV/372)

🖋 Oleh: _al-Ustadz Hari Ahadi_ حفظه الله

📲 *Ayo Join dan Share*:
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📚 Faedah:
telegram.me/Riyadhus_Salafiyyin
🖼 Poster dan Video:
telegram.me/galerifaedah
🌏 Kunjungi:
www.riyadhussalafiyyin.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar