Berikut ini beberapa Dalil yang menunjukkan Larangan Mencela dan
Menjelek-jelekkan Penguasa Muslim (diambil dari Kitab Muamalatul Hukkam
fi Dhau-i Kitaabi was Sunnah karya Dr. Abdussalam bin Barjis).
لَا تَسُبُّوا أُمَرَاءَكُمْ، وَلَا تَغِشُّوهُمْ، وَلَا تَبْغَضُوهُمْ، وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاصْبِرُوا؛ فَإِنَّ الْأَمْرَ قَرِيبٌ
Janganlah kalian Mencela para pemimpin kalian, jangan Menipu mereka,
jangan Marah kepada mereka, Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wa ta'ala
dan Bersabarlah, karena urusannya sudah dekat. (H.R Ibnu Abi Ashim
dalam as-Sunnah dengan sanad yang baik (jayyid)).
Sahabat Nabi Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu menyatakan:
كَانَ اْلأَكَابِرُ مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْهَوْنَنَا عَنْ سَبِّ اْلأُمَرَاءِ
Para pembesar dari Sahabat Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam
Melarang kami dari Mencela para Pemimpin. (riwayat Ibnu Abdil Bar dalam
atTamhid).
Sahabat Nabi Abud Darda’ Radhiyallahu Anhu menyatakan:
وإنَّ أوَّل نِفَاقِ الْمَرْءِ طَعْنُهُ عَلَى إِمَامِهِ
Sesungguhnya awal Kemunafikan pada seseorang adalah celaannya kepada
Pemimpinnya. (riwayat Ibnu Abdil Bar dalam atTamhid dan Ibnu Asakir).
Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam memerintahkan untuk Bersabar menghadapi Kedzhaliman Penguasa:
مَنْ
رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ
مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ إِلَّا مَاتَ مِيتَةً
جَاهِلِيَّةً
Barangsiapa yang melihat sesuatu yang dibencinya ada pada penguasa,
maka Bersabarlah. Karena barangsiapa yang memisahkan diri sejengkal dari
Jamaah (kaum muslimin di bawah pemerintahan yang sah), maka ia mati
dalam keadaan mati Jahiliyyah (H.R al-Bukhari no 6531 dan Muslim no
3438).
Bahkan, Kesabaran seseorang dalam menghadapi penguasa yang mementingkan
diri sendiri bisa mengantarkan seseorang mendapat Manfaat dari telaga
Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam pada hari kiamat:
سَتَلْقَوْنَ بَعْدِي أَثَرَةً فَاصْبِرُوا حَتَّى تَلْقَوْنِي عَلَى الْحَوْضِ
Kalian akan menjumpai sepeninggalku para pemimpin yang mementingkan
diri/kelompoknya. Bersabarlah, hingga kalian menjumpai aku di telaga.
(H.R al-Bukhari no 3508 dan Muslim no 3432).
Seseorang yang dizhalimi dan diambil haknya oleh penguasa, Rasulullah
Shollallahu Alaihi Wasallam tidak menyuruh untuk memberontak atau
berdemonstrasi, namun Beliau menyuruh untuk Bersabar serta memohon
Haknya kepada Allah serta menjalankan Kewajiban sebagai rakyat yang
baik.
سَتَكُونُ أَثَرَةٌ وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا قَالُوا يَا
رَسُولَ اللَّهِ فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ تُؤَدُّونَ الْحَقَّ الَّذِي
عَلَيْكُمْ وَتَسْأَلُونَ اللَّهَ الَّذِي لَكُمْ
Akan ada penguasa yang mementingkan diri/ golongannya sendiri dan
perkara-perkara yang kalian ingkari. Para Sahabat bertanya: Apa yang
Anda perintahkan kepada kami (jika kami menemui hal itu). Rasul
menyatakan: Tunaikan kewajiban kalian dan mintalah hak kalian kepada
Allah. (H.R al-Bukhari no 3335 dan Muslim no 3430).
:Dikutip dari Buku "Akidah Imam Al-Muzani (Murid Imam Asy-Syafii)"
Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah
Sumber
Senin, 14 Muharram 1440 H / 24 September 2018 M
Situs Blog: https://ittibaurasulillah.blogspot.co.id
Join Channel telegram:
https://t.me/Ittiba_uRasulillah
WhatsApp Ittiba`u Rasulillah
•┈┈┈┈•◈◉✹❒:books:❒✹◉◈•┈┈┈┈•
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar