Yang lagi butuh contoh penelitian skripsi, ini ada contoh penelitian tindakan kelas. Semoga bermanfaat dan cepat lulusnya.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata
pelajaran yang penting dalam dunia
pendidikan di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dengan dimasukkannya IPA
sebagai salah satu mata pelajaran yang selalu diujikan pada ujian Akhir
Nasional.
Pelaksanaan pelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah
gabungan dari fisika dan biologi. Pada kelas V SD, biologi difokuskan pada
semester I sedang fisika difokuskan pada semester II. Prestasi belajar IPA di
SD diukur dari perolehan nilai yang diperoleh oleh siswa dari ulangan harian
dan tugas yang diberikan oleh guru.
Senam otak (Brain Gym) adalah serangkaian
latihan gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian
dengan tuntutan sehari-hari (Kartini Sapardjiman, 2007).
Parentsguide (2005) menyatakan bahwa senam otak dibuat untuk merangsang otak
kiri dan kanan sebagai dimensi lateralitas, meringankan atau merelaksasi
belakang otak dan bagian depan otak sebagai dimensi pemfokusan, merangsang
sistem yang terkait dengan perasaan/emosional (otak tengah/limbis) serta otak
besar sebagai dimensi pemusatan (Vera Permata, 2005).
1
|
Dunia pendidikan juga sudah tidak asing lagi dengan
senam otak. Penelitian tentang senam otak dalam pembelajaran pernah dilakukan
oleh Woelan Handadari (2006) yang hasilnya menunjukkan bahwa senam otak
mempunyai pengaruh terhadap kemampuan subyek yang melaksanakan senam otak. Sebagian
besar subyek merasa bahwa mereka lebih mudah berkonsentrasi terhadap materi
yang diberikan dalam perkuliahan (Woelan Handadari, 2006).
SD Negeri 2 Kedungpomahan merupakan salah satu SD
yang terletak di daerah Kemiri Purworejo. Pembelajaran IPA di SD Negeri 2
Kedungpomahan berjalan cukup menarik bagi siswa, hal ini terlihat dengan banyaknya
siswa yang aktif dan mengikuti pelajaran dengan baik. Banyak siswa yang telah
aktif dan mau menjawab soal ketika guru melemparkan soal kepada siswa.
Interaksi antara guru dan siswa sudah terjalin dengan baik. Secara umum, siswa
sudah terlihat relaks dan terlihat asyik ketika belajar IPA di kelas. Bapak Dwi
Wijayanto selaku guru kelas, cukup mampu mengatur jalannya pelajaran. Beliau
sudah cukup mampu untuk menguasai kelas dan mendorong siswa untuk
berpartisipasi aktif mengikuti pelajaran. Pelajaran masih berlangsung seputar
materi saja, belum ada variasi seperti ice breaker dan pemberian jeda
yang lebih banyak agar lebih banyak yang dapat diingat siswa. Bapak Dwi Wijayanto
juga mengeluhkan ada sebagian siswa yang mempunyai sifat pelupa. Prestasi yang
diperoleh siswa dalam pelajaran IPA sudah termasuk dalam kategori cukup. Pada
kegiatan prasiklus yang dilakukan menunjukkan bahwa prestasi siswa yang
diperoleh dalam ulangan harian menunjukkan rata-rata 65,9 dengan nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) 60 terdapat 5 siswa di bawah KKM dan 9 siswa di atas
KKM.
Melihat cukup besarnya manfaat senam
otak dan melihat keadaan pembelajaran di kelas serta keluhan dari Bapak Dwi
Wijayanto selaku guru kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan, peneliti ingin mencoba
mengadakan penelitian kepada siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan kecamatan
Kemiri kabupaten Purworejo tersebut dengan judul: “Peningkatan Prestasi Belajar
IPA Melalui Senam Otak Bagi Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan”.
B. Identifikasi
Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai
berikut.
1. Pembelajaran
di kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan belum begitu bervariasi dalam kegiatan
belajar mengajarnya.
2. Sebagian
siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan mempunyai sifat pelupa.
3. Prestasi
belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan masih rendah.
C. Batasan
Masalah
Masalah dibatasi pada penggunaan senam
otak pada siswa kelas V semester genap SD Negeri 2 Kedungpomahan tahun
pelajaran 2009/2010 untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA.
D. Rumusan
Masalah
Bagaimanakah peningkatan prestasi
belajar IPA melalui senam otak pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan?
E. Tujuan
Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA
melalui senam otak pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa
pihak, yaitu sekolah, guru, peneliti dan siswa.
1. Bagi
sekolah: sarana masukan positif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA
pada khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya.
2. Bagi
guru: menambah pengetahuan bagi guru cara meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Bagi
peneliti: sarana untuk melatih berpikir ilmiah dan sistematis.
4. Bagi
siswa: sarana untuk menjadikan pembelajaran lebih menarik dan meningkatakan
prestasi belajar.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Kajian
Teori
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Muray dalam Beck (1990 : 290)
mendefinisikan prestasi sebagai berikut: “To overcome obstacle, to exercise
power, to strive to do something difficult as well and as quickly as possible (Sunartombs,
2009). Prabowo (2005) mengemukakan bahwa prestasi lebih
merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang untuk mengetahui sejauh
mana seseorang mencapai prestasi yang diukur atau dinilai (Aloysia Alfra
Phalestie, 2010). Prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas
tertentu, seperti dikemukakan oleh Robert M. Gagne (1988:65) bahwa dalam setiap
proses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan
sebagai hasil belajar (achievement) seseorang (Abu Muhammad Ibnu
Abdullah, 2008).
6
|
Prestasi belajar
dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu
proses belajar dalam jangka waktu tertentu (Doantara Yasa, 2008). Winkel
(1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan
yang telah dicapai oleh seseorang (Sunartombs, 2009).
Fisika adalah ilmu yang
mempelajari tentang alam semesta, fenomena alam dan mekanisme yang terjadi di
dalamnya
(Mitra Arnold, 2008). Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
penemuan dan pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi,
ruang dan waktu (Wikibooks Indonesia, 2009).
Fisika berkaitan erat dengan biologi, kimia, geologi,
meteorologi dan astronomi yang dipadukan bernama IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
sehingga dalam Kurikulum yang
mengacu pada standar isi saat ini di Sekolah Menengah Pertama (SMP) telah
disatukan menjadi IPA terpadu (Mitra Arnold, 2008). Demikian juga di SD, fisika masih
terintegrasi dengan biologi yang terangkum dalam mata pelajaran IPA.
Prestasi belajar
IPA adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengalami suatu proses belajar
IPA dalam jangka waktu tertentu. Hasil prestasi dalam penelitian ini diukur
dengan instrumen tes (ulangan harian) yang dibuat oleh guru dan dinyatakan
dalam bentuk angka.
b.
Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Ada banyak faktor
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor-faktor itu bisa kita
kelompokkan menjadi dua yaiu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor
internal
Adalah faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar seseorang yang berasal dari dalam diri individu
itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain:
a) Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah
kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan
yang dihadapinya (Ridwan, 2008). Slameto (1995:56) mengatakan bahwa tingkat
intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat
intelegensi yang rendah (Ridwan, 2008). Seseorang yang ber-IQ tinggi dia akan
lebih mudah menangkap makna dari mata pelajaran yang diterangkan guru atau yang
dia baca dari buku.
b) Bakat
Bakat adalah
kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan
(Ridwan, 2008). Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan bahwa bakat diartikan
sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada
upaya pendidikan dan latihan (Ridwan, 2008). Seorang yang berbakat dia akan
lebih cepat menguasai suatu kegiatan daripada seseorang yang tidak berbakat.
Dalam dunia sepakbola misalnya, seorang yang mempunyai bakat, dia akan lebih
pandai bermaian bola daripada teman-temannya yang lain yang walaupun mereka
telah bermain dan belajar dalam waktu yang sama.
c) Minat
Minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan (Ridwan,
2008). Menurut Winkel (1996:24) minat
didefinisikan sebagai suatu kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk
merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
bidang itu (Ridwan, 2008). Hal ini bisa kita lihat bila seseorang belajar
karena ada minat di dalam dirinya maka dia akan belajar dengan lebih semangat
dan akan lebih memerhatikan apa yang dipelajarinya itu daripada orang yang
tidak berminat terhadap suatu pelajaran.
d) Motivasi
Motivasi dalam
belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang
mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar (Ridwan, 2008). Nasution (1995:73)
menjelaskankan bahwa motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu (Ridwan, 2008). Dalam perkembangannya motivasi dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi instrinsik (motivasi yang berasal
dari dalam diri seseorang) seperti misalnya ingin menjadi juara, ingin
memperbaiki diri, rasa ingin tahu, dan lain-lain. Yang kedua motivasi
ekstrinsik (motivasi yang berasal dari luar individu) seperti misalnya karena
dia tinggal di lingkungan yang kondusif sehingga dia terbawa lingkungan, karena
ingin membahagiakan orang tua, dan lain-lain.
2. Faktor Eksternal
Faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang
sifatnya di luar diri siswa (Ridwan, 2008). Bisa berupa pengalaman, keadaan
keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Menurut Slameto (1995:60)
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga,
keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat (Ridwan, 2008).
a) Keadaan Keluarga
Hasbullah (1994:46)
mengatakan bahwa keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena
dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan,
sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak
dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan (Ridwan, 2008). Anak
yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan berbagai macam bahasa dia akan
menguasai lebih banyak bahasa daripada anak yang hanya diajak komunikasi dengan
satu jenis bahasa saja.
b) Keadaan Sekolah
Keadaan sekolah ini
meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat
pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan
mempengaruhi hasil-hasil belajarnya (Ridwan, 2008). Kartono (1995:6)
mengemukakan bahwa guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan
diajarkan dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar (Ridwan, 2008).
Guru sangat berpengaruh terhadap diri siswa, banyak contoh dalam dunia
pendidikan kita seorang/beberapa siswa yang menantikan seorang guru untuk
mengajarnya tapi membenci guru yang lain untuk mengajarnya. Faktor yang lain
yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana membuat suasana belajar menjadi
tempat yang nyaman dan menyenangkan. Dalam lingkungan yang menyenangkan, siswa
akan senang belajar dan secara langsung akan meningkatkan hasil belajar (Hadi
Suwono, 2009).
c) Lingkungan Masyarakat
Telur berubah
menjadi asin karena dia berada di dalam lingkungan yang asin. Demikianlah,
lingkungan sangat berpengaruh dalam pendidikan dan pergaulan. Kartono (1995:5)
berpendapat bahwa lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar
anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya
merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk
mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan
kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan (tidak karuan) anakpun
dapat terpengaruh pula (Ridwan, 2008).
2. Senam Otak (Brain Gym)
a. Pengertian Senam Otak
Senam otak (Brain
Gym) adalah sebuah pelatihan umum yang dikembangkan oleh Paul E. Dennison
dan Gail E. Dannison untuk meningkatkan kemampuan otak yaitu dengan melakukan
suatu gerakan yang bisa membuat jalinan-jalinan baru di dalam otak seperti yang
disebutkan Wikipedia (2009) Brain gym is a commercial training program that
claims that any learning challenges can be overcome by finding right movement,
the use of which will created new pathways in the brain. Itu artinya senam
otak bisa membuat manusia menjadi lebih cerdas. Sebagaimana penelitian yang ada
di dunia neurologi yang menjelaskan bahwa kecerdasan seseorang tidak
tergantung pada besar kecilnya otak akan tetapi kecerdasan seseorang dilihat
pada jalinan di antara sel-selnya/keneksi diantara sel-sel otaknya (Colin Rose,
2003).
Kemampuan otak
juga ditunjang salah satunya dengan seberapa banyaknya otak itu digunakan. Jika
selurah otak (otak kiri dan otak kanan) terlibat secara aktif maka seseorang
akan menjadi semakin lebih mudah dalam belajar (Colin Rose, 2003). Senam otak (brain
gym) adalah suatu aktivas yang melibatkan keseluruhan otak.
Brain gym
terdiri dari gerakan-gerakan dan aktivitas yang mudah dan menyenangkan, yang
telah kami gunakan bersama murid-murid kami di Educational Kinesiology (Edu-K)
untuk meningkatkan pengalaman belajar dengan keseluruhan otak. Aktivitas ini
membuat semua sistem belajar lebih mudah, terutama efektif dengan kemampuan
akademik (Paul E. Dennison dan Gail E. Dennison, 2006:vii).
b. Manfaat Brain Gym
Manfaat senam
otak (brain gym) dikemukakan Parentsguide (2005) bahwa senam otak
dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan sebagai dimensi lateralitas,
meringankan atau merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak sebagai
dimensi pemfokusan, merangsang sistem yang terkait dengan perasaan/emosional (otak
tengah/limbis) serta otak besar sebagai dimensi pemusatan (Vera Permata, 2005).
Manfaat itu akan sangat berpengaruh terhadap kegiatan seseorang setelahnya.
Senam otak (brain gym) akan membuka bagian-bagian otak yang sebelumnya
tertutup atau terhambat sehingga kegiatan belajar/bekerja berlangsung
menggunakan seluruh otak (Kartini Sapardjiman, 2007).
Lebih jauh Kartini Sapardjiman
(2007) menyatakan mengapa senam otak perlu dilakukan karena
Orang yang sulit
belajar akan berusaha sangat keras yang mengakibatkan terjadi stres di otak,
sehingga mekanisme integrasi otak melemah dan bagian-bagian otak tertentu
kurang berfungsi. Informasi yang diterima di otak bagian belakang sulit
diekspresikan, sehingga orang merasa kurang berhasil dan stres akan mengakibatkan
semangat belajar dan bekerja berkurang. Dan orang yang kurang belajar dan
berusaha, prestasinya akan statis bahkan menurun dan perasaan tidak berhasil
semakin bertambah sehingga sulit untuk keluar dari lingkaran negatif itu.
Senam otak membuat otak siswa dan diri siswa
dipersiapkan untuk menerima pelajaran. Senam otak akan merangsang otak, dan
menjadikan siswa lebih relaks dalam menerima pelajaran sehingga bukanlah bagian
otak reptil yang aktif tetapi otak mamalia dan otak neokorteks yang aktif dan
siswa siap dalam menerima pelajaran. Karena kedua bagian otak itulah yang
bertanggung jawab atas emosi, memori, berpikir interlektual, penalaran,
perilaku waras, bahasa dan kecerdasan yang lebih tinggi (Bobby DePorter &
Mike Hernacki, 2006). Juga senam otak bisa menjadi semacam ice breaker
dan memberikan jeda dalam pelajaran. Pemberian jeda ini memberikan perhatian
kepada otak (memori) untuk menyimpan. Seperti diketahui bahwa seseorang itu
mudah mengingat bagian awal dan akhir dari sebuah sesi (Bobby DePorter &
Mike Hernacki, 2006). Dengan adanya senam otak di sela-sela pelajaran itu
artinya terjadi awal dan akhir yang lebih banyak sehingga akan lebih banyak
yang dapat diingat.
Adanya berbagai macam manfaat dari senam
otak tersebut menunjukkan setidaknya senam otak bisa meningkatkan prestasi
belajar siswa dilihat dari sisi: faktor internal, senam otak akan menjadikan
siswa siap untuk belajar karena otak sudah dipersiapkan sebelum melakukan
pelajaran dan dari faktor eksternal akan terjadi pembelajaran yang menyenangkan
dan menghilangkan ketegangan (rileks) karena rasa takut yang terajadi pada saat
belajar dapat menghentikan kerja otak dan membuat siswa bertindak menuruti
naluri dasar (Bobby DePorter, dkk, 2009). Faktor yang lain yaitu bahwa senam
otak banyak gerakan yang menuntut untuk menghirup oksigen ke dalam tubuh yang
berarti akan semakin banyak oksigen yang dihirup dan semakin baik otak
berfungsi (Bobby DePorter, dkk, 2009).
c. Strategi Senam Otak untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Dalam
senam otak, ada banyak variasi gerakan yang masing-masing gerakan
mempunyai tatacara dan pengaruh tersendiri seperti misalnya ada gerakan-gerakan
yang digunakan untuk kecapakan membaca, kecapakan berpikir, kecakapan menulis,
kecakapan kesadaran diri dan lain-lain. Gerakan senam otak yang akan
dipraktekkan di penelitian ini adalah perpaduan dari gerakan-gerakan tersebut.
Gerakan-gerakan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Saklar
otak
Gerakan yang
dilakukan adalah dengan menggosok dua lekukan kiri dan kanan di bawah pertemuan
tulang selangka kiri dan kanan dengan tulang dada. Tangan lain menggosok daerah
perut. Mata bergerak ke kiri dan ke kanan, ke atas ke bawah dan memutar dari
kiri atas ke kanan atas. Gerakan dilakukan selama 6 kali pernafasan dengan
tangan bergantian. Saklar otak bermanfaat untuk kecakapan membaca.
2) Gerakan
silang
Gerakan yang
dilakukan adalah ketika kaki kanan menyilang ke kiri, kedua tangan bergerak
lurus ke arah kanan. Sebaliknya jika kaki kiri menyilang ke kanan, kedua tangan
bergerak lurus ke kiri. Gerakan ini dilakukan dalam hitungan 2 kali 8. Gerakan
silang bermanfaat untuk kecakapan membaca, membaca keras-keras, mendengar, bicara
jelas, kecakapan belajar, fokus, relaksasi.
3) 8
tidur
Gerakan yang
dilakukan adalah mula-mula tubuh berdiri tegak, kepala lurus ke depan, tangan
kanan lurus ke depan, ibu jari menghadap ke atas dengan posisi ibu jari
kira-kira di depan hidung kemudian menggerakkan tangan ke kiri atas, kiri
bawah, kembali ke tengah. Dilanjutkan ke kanan atas, kanan bawah dan kembali ke
tengah. Gerakan ini dalam imajinasi kita seolah-olah membentuk angka delapan
tidur. Gerakan ini tanpa diikuti gerakan bola mata. Setiap bentuk gerakan
sesuai dengan aba-aba guru. Jika guru telah memberi aba-aba 2 kali maka arah
gerakan tangan harus berlawanan dengan arah gerakan semula tetapi tetap
membentuk angka delapan tidur. 8 Tidur bisa digunakan untuk kecakapan membaca,
kecakapan menulis, relaksasi.
4) Pasang
kuda-kuda
Gerakan dimulai
dengan kaki terbuka kemudian mengarahkan kaki kanan ke kanan dengan kaki kiri
tetap lurus. Selanjutnya menekuk lutut kanan sambil membuang nafas, kemudian
ambil nafas sewaktu lutut kanan diluruskan kembali. Pinggul di tarik ke atas. Gerakan
ini diulangi 3x kemudian bergantian dengan kaki kiri. Gerakan ini bermanfaat
untuk menjawab pertanyan dari apa yang dipelajari.
5) Pernafasan
perut
Gerakan
dilakukan dengan meletakkan tangan di perut kemudian menghembuskan nafas
pendek-pendek yang dilanjutkan dengan mengambil nafas dalam dan menghembuskan
pelan-pelan seperti balon yang ditiup. Tangan mengikuti gerakan perut, naik saat
mengambil nafas dan turun saat membuang nafas. Punggung lebih ditegakkan jika ingin
mengambil nafas lebih dalam lagi. Pernafasan perut bermanfaat untuk kecakapan membaca
keras-keras.
6) Gajah
Gerakan
dilakukan dengan menekuk lutut sedikit dengan meletakkan telinga di atas bahu,
dan tangan direntangkan lurus ke depan kemudian membayangkan tangan menjadi
belalai gajah yang menyatu dengan kepala. Gerakan mengikuti 8 Tidur yang
terletak agak jauh. Mata diarahkan melewati jari tangan ke kejauhan sambil
melakukan gerakan 8 Tidur dari pinggul. Gajah bermanfaat untuk kecakapan
berpikir, mendengarkan dan bicara jelas.
7) Putaran
leher
Gerakan
dilakukan dengan menundukkan kepala ke depan dan pelan-pelan memutar leher dari
satu sisi ke sisi lainnya. Bersama aliran nafas yang terbuang, ketegangan akan
berkurang. Gerakan bisa diulangi dengan bahu diturunkan. Putaran leher bermanfaat
untuk kecakapan belajar, menjaga kesiapan, kecakapan berfikir, membaca
keras-keras.
8) Mengisi
Energi
Gerakan yang
dilakukan dengan cara duduk di kursi dengan santai dan meletakkan dahi diantara
kedua tangan di atas meja. Menarik nafas yang diikuti kepala mendongak ke atas
sambil merasakan seolah-olah udara naik di garis tengah badan ke atas seperti
air mancur sampai kepala menjadi tegak. Sambil menghembuskan nafas, air mancur
hilang dan kepala bersentuhan lagi dengan meja. Mengisi energi bermanfaat untuk
memfokuskan pikiran.
9) Burung
Hantu
Burung hantu
dilakukan dengan mengurut (memijat) otot bahu kiri dan kanan. Menarik nafas
saat kepala berada di posisi tengah kemudian menghembuskan nafas ke samping
atau ke otot yang tegang sambil relaks. Kemudian gerakan diulangi dengan tangan
kiri. Burung hantu bermanfaat untuk kecakapan berfikir.
10) Tombol
Bumi
Tombol
bumi dilakukan dengan cara meletakkan dua jari di bawah bibir dan tangan yang
lain diletakkan di pusar dengan jari menunjuk ke bawah. Gerakan ini kemudian
diikuti dengan mata satu memandang garis dari lantai ke loteng dan kembali
sambil bernafas dalam-dalam. Tombol bumi bermanfaat untuk relaksasi dan
memusatkan mata.
d. Pelaksanaan Senam Otak (Brain Gym) di
Kelas
Sepuluh
gerakan di atas dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Gerakan yang harus
dilakukan dalam penelitain ini adalah gerakan silang, 8 tidur, gajah, putaran
leher, mengisi energi. Gerakan yang lain disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Jika siswa terlihat tegang maka gerakan yang dilakukan adalah gerakan yang bisa
membuat siswa relaks, atau jika siswa ingin mengerjakan tugas maka gerakan yang
dilakukan adalah gerakan yang berfungsi untuk menjawab pertanyaan. Pada intinya
gerakan disesuaikan dengan keadaan siswa. Dengan kebijakan guru, guru bisa
menyesuaikan gerakan yang dilakukan sesuai dengan keadaan siswa maupun keadaan
pembelajaran.
Senam
otak dilaksanakan ketika terdapat mata pelajaran IPA. Adapun garis besar pelaksanaan
adalah sebagai berikut.
a. Pelajaran
berlangsung seperti biasa (belum dilakukan senam otak).
b. Membuat
soal untuk siswa yang digunakan sebagai acuan prestasi (kondisi awal
penelitian).
c. Siswa
mengerjakan soal tersebut.
d. Jawaban
dikoreksi.
e. Setelah
materi dirasakan cukup oleh guru kelas dan akan dilaksanakan ulangan harian
(dengan senam otak) maka siswa akan diberi soal kembali dengan tingkat
kesulitan yang hampir sama dengan kondisi awal.
f. Membandingkan
hasil pekerjaan siswa (nilai yang diperoleh siswa) sebelum dan sesudah
pelaksanaan senam otak.
g. Melihat
target pencapaian. Jika target peningkatan 5% sudah tercapai dalam siklus I maka
penelitian dihentikan dan dinyatakan
berhasil. Jika pada siklus I target belum tercapai, dilanjutkan ke siklus II.
B.
Hipotesis
Tindakan
Dengan senam otak dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan.
METODE PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitan
Jenis
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan peneliti sebagai
pengamat (kolaboratif). Guru bertindak sebagai pengajar sekaligus komando
pelaksanaan senam otak. Peneliti bertindak sebagai pengamat jalannya senam otak
termasuk di dalamnya membetulkan gerakan siswa yang masih salah.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kedungpomahan Kecamatan Kemiri Kabupaten
Purworejo, dengan pertimbangan peneliti bekerja sama dengan guru di sekolah
ini. Peneliti bertindak sebagai pengamat (kolaborasi) sedang yang bertindak sebagai
guru adalah guru kelas. Waktu penelitian berlangsung selama bulan Januari 2010
sampai dengan Maret 2010.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
23
|
D.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan empat metode yaitu observasi, angket, tes dan
wawancara tertulis.
1. Observasi
Dilakukan melalui
pengamatan langsung peristiwa atau kegiatan yang terjadi selama proses belajar
mengajar. Disediakan lembar observasi tentang hal-hal yang diamati.
2. Angket
Angket berupa
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa tentang senam otak untuk
mengetahui suasana pembelajaran, konsentrasi siswa, dan kecapakan belajar
siswa.
3. Tes
Berupa soal yang
diberikan kepada siswa dengan pertimbangan dari guru kelas. Nilai siswa sebelum
dilakukan senam otak (prasiklus) akan dibandingkan dengan nilai siswa setelah
dilaksanakan senam otak (siklus). Fokus keberhasilan penelitian dilihat dari
kenaikan nilai rata-rata siswa, bukan dari kenaikan nilai masing-masing siswa.
4. Wawancara
tertulis
Berupa pertanyaan yang
diberikan kepada siswa untuk diisi sesuai dengan apa yang mereka
rasakan/ketahui.
E.
Instrumen
Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal-soal yang
dibuat oleh guru kelas untuk dikerjakan siswa pada prasiklus dan siklus.
Penelitian ini juga menggunakan angket dan wawancara tertulis untuk mengetahui
keadaan siswa dengan adanya senam otak.
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis deskriptif persentase yang dianalisis secara kuantitatif dengan
membandingkan nilai rata-rata yang berhasil dihimpun sebelum dan sesudah
dilakukan senam otak.
G.
Prosedur
Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain
penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus dengan
diawali prasiklus berupa kegiatan belajar mengajar seperti biasa dan pemberian
soal untuk mengetahui prestasi siswa yang dituangkan dalam bentuk angka (nilai)
sebelum diadakan senam otak. Setelah prasiklus dilaksanakan akan dilanjutkan
dengan siklus I dan siklus II sambil melihat hasil yang dicapai.
Setelah kegiatan prasiklus dilaksanakan dan
memperoleh hasil yang didapatkan siswa maka penelitian akan dilanjutkan kepada
siklus penelitian. Satu siklus terdiri dari 4 kegiatan yaitu perencanaan,
tindakan, obeservasi dan refleksi.
a. Siklus
I
1. Perencaan
Tahap perencanaan
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1) Mengawali
pelajaran seperti biasa.
2) Di
sela-sela pelajaran diadakan senam otak sesuai dengan kondisi siswa.
3) Pelajaran
berlangsung seperti biasa.
4) Membuat
instrumen tes/soal untuk dikerjakan siswa sesuai dengan materi yang diajarkan.
5) Menyiapkan
angket dan wawancara tertulis untuk mengetahui keadaan siswa
2. Tindakan
1) Siswa
melaksanakan senam otak pada jam pelajaran IPA yang dibimbing oleh guru kelas,
peneliti sebagai pengamat.
2) Setelah
materi dirasa cukup oleh guru (dengan pelaksanaan senam otak) siswa akan
kembali mengerjakan soal yang telah dibuat guru.
3) Menyebarkan
angket dan wawancara tertulis untuk diisi siswa di akhir siklus.
4) Membandingkan
prestasi yang telah dicapai dengan prestasi acuan.
3. Observasi
1) Mengamati
pelaksanaan senam otak
2) Mengamati
apa yang dilaksanakan siswa
3) Mengamati
apa yang terjadi pada siswa
4. Refleksi
1) Mengoreksi
hasil pekerjaan siswa.
2) Mengadakan
evaluasi terhadap pelaksanaan senam otak.
3) Membandingkan
nilai yang didapat dari kegiatan prasiklus dengan siklus I.
4) Melihat
nilai siswa apakah sudah tuntas menurut standar KKM (nilai KKM 60).
5) Melihat
target pencapaian apakah target 5 % peningkatan tercapai atau belum. Jika
target telah tercapai maka penelitian dihentikan dan penelitian dinyatakan
berhasil. Jika target belum tercapai maka penelitian dilanjutkan ke siklus II.
b. Sikus
II
1. Perencanaan
1) Melaksanakan
pelajaran seperti biasa.
2) Di
sela-sela pelajaran diadakan senam otak sesuai dengan kondisi siswa.
3) Pelajaran
berlangsung seperti biasa.
4) Membuat
instrumen tes/soal untuk dikerjakan siswa sesuai dengan materi yang diajarkan.
5) Menyiapkan
angket dan wawancara tertulis untuk mengetahui keadaan siswa.
2. Tindakan
1) Siswa
melaksanakan senam otak pada jam pelajaran IPA yang dibimbing oleh guru kelas,
peneliti sebagai pengamat.
2) Setelah
materi dirasa cukup oleh guru (dengan pelaksanaan senam otak) siswa akan
kembali mengerjakan soal yang telah dibuat guru.
3) Menyebarkan
angket dan wawancara tertulis untuk diisi siswa di akhir siklus.
4) Membandingkan
prestasi yang telah dicapai dengan prestasi acuan (prestasi pada prasiklus).
3. Observasi
1) Mengamati
pelaksanaan senam otak.
2) Mengamati
apa yang dilaksanakan siswa.
3) Mengamati
apa yang terjadi pada siswa.
4. Refleksi
1) Mengoreksi
hasil pekerjaan siswa.
2) Membandingkan
jawaban siswa pada siklus II dengan prasiklus. Jika target 5% peningkatan telah
tercapai maka penelitian selesai/berhasil.
3) Melihat
nilai siswa apakah sudah tuntas menurut standar KKM (nilai KKM 60).
4) Jika
target pada siklus II tidak memenuhi target peningkatan 5% maka penelitian
dilanjutkan ke siklus III.
H. Indikator Penelitian
Penelitian/siklus dihentikan jika telah terjadi
peningkatan prestasi belajar minimal 5% dengan pertimbangan karena dalam
penelitian Woelan Handadari (2006) disebutkan bahwa senam
otak yang dilakukan memiliki pengaruh pada peningkatan konsentrasi, namun tidak
berpengaruh pada kemampuan memahami, mengingat dan menanggapi materi
perkuliahan.
HASIL PENELITIAN
A.
Prasiklus
1. Observasi dan Tindakan Awal
Sebelum melaksanakan tindakan yang berupa senam
otak, peneliti terlebih dahulu melakukan pengamatan (observasi) awal dan
penyebaran angket untuk diisi siswa. Guru diberikan lembar observasi untuk
mengetahui keadaan siswa selama pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi awal sebelum dilaksanakan senam otak. Peneliti memperkenalkan
diri kepada siswa dan juga sedikit memperkenalkan senam otak kepada siswa-siswa
dan penjelasan manfaat senam otak.
Materi yang diajarkan dalam prasiklus adalah
materi tentang Gaya. Kegiatan prasiklus diakhiri dengan observasi, penyebaran
angket dan ulangan harian yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh
siswa adalah 65,9 dengan rincian 5 siswa di bawah nilai KKM dan 9 siswa di atas
nilai KKM. Perolehan nilai siswa adalah sebagai berikut.
Tabel 1
Daftar Nilai Kegiatan
Prasiklus
|
||||
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
KKM
|
|
1
|
Eka Septi Hairul Dewi
|
50
|
Tidak Tuntas
|
|
2
|
|
93
|
Tuntas
|
|
3
|
Shodikin
|
90
|
Tuntas
|
|
4
|
Yulianah
|
66
|
Tuntas
|
|
5
|
Arum Wiji
|
63
|
Tuntas
|
|
6
|
Dewi Listia Ningsih
|
53
|
Tidak Tuntas
|
|
7
|
Eka Nahdiatul Fitri
|
62
|
Tuntas
|
|
8
|
Kriswanto
|
48
|
Tidak Tuntas
|
|
9
|
Refai Catur Arbain
|
82
|
Tuntas
|
|
10
|
Sekti Aji Pramono
|
70
|
Tuntas
|
|
11
|
Tohirotun Niza
|
80
|
Tuntas
|
|
12
|
Wanda Sri Parindra Wati
|
43
|
Tidak Tuntas
|
|
13
|
Yatiman
|
55
|
Tidak Tuntas
|
|
14
|
Yuli Riyan Hidayat
|
68
|
Tuntas
|
|
Jumlah
|
923
|
|||
Rata-rata
|
65,9286
|
Berdasarkan hasil observasi awal
tersebut didapatkan bahwa pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan
sudah cukup hidup. Siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru dengan antusias
dan kelas sudah cukup hidup. Interaksi antara guru dan siswa sudah berjalan
dengan baik. Guru bisa merangsang kelas untuk aktif berpartisipasi dalam
pelajaran, hanya ada beberapa anak yang tidak begitu memperhatikan. Secara umum
pembelajaran sudah cukup baik.
2. Refleksi awal
Berdasarkan hasil observasi tersebut maka dapat diketahui
bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan menarik. Sudah terjadi interaksi
antara guru dan siswa dan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Peneliti
ingin berusaha meningkatkan kegiatan pembelajaran tersebut agar lebih menarik,
lebih mudah dalam menerima pelajaran dan lebih mudah dalam kegiatan mengingat.
Usaha yang peneliti lakukan adalah
dengan menggunakan senam otak. Otak siswa dan diri siswa akan dipersiapkan
untuk menerima pelajaran. Senam otak merangsang otak, dan menjadikan siswa
lebih relaks dalam menerima pelajaran sehingga bukanlah bagian otak reptil yang
aktif tetapi otak neokorteks yang aktif dan siswa siap dalam menerima
pelajaran. Juga senam otak bisa menjadi semacam ice breaker dan memberikan
jeda dalam pelajaran. Pemberian jeda ini memberikan perhatian kepada memori
otak untuk menyimpan seperti diketahui bahwa otak mudah mengingat bagian awal
dan akhir dari sebuah sesi. Dengan adanya senam otak di sela-sela pelajaran itu
artinya terjadi awal dan akhir yang lebih banyak sehingga akan lebih banyak
yang kita ingat.
B.
Siklus
I
Pada siklus I ini terdiri atas beberapa tahap sesuai
siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu perencanaan I, pelaksanaan
tindakan I, Observasi I dan Refleksi I.
1. Perencanaan
Tindakan I
Tahap perencanaan meliputi.
1) Merencanakan
pelajaran seperti biasa.
2) Di
sela-sela pelajaran diadakan senam otak sesuai dengan kondisi siswa.
3) Pelajaran
berlangsung seperti biasa.
4) Membuat
instrumen tes/soal untuk dikerjakan siswa sesuai dengan materi yang diajarkan.
5) Melihat
nilai siswa apakah sudah tuntas menurut standar KKM (nilai KKM 60)
6) Menyiapkan
angket dan wawancara tertulis untuk mengetahui keadaan siswa
2. Pelaksanaan
Tindakan I
Berdasarkan perencanaan yang dilakukan, selanjutnya dilakasanakan
senam otak. Pelaksanaan senam otak dimulai pertama kali pada hari Sabtu 30
Januari 2010. Senam otak dilaksanakan kurang lebih 30 menit setelah pelajaran
dimulai. Materi pelajaran yang diajarkan adalah pesawat sederhana. Senam otak
dilaksanakan setiap hari selasa dan hari sabtu. Untuk pelaksanaan hari sabtu
dilakukan setelah pelajaran berlangsung cukup lama karena pertimbangan
pembuatan jeda dan mengurangi ketegangan. Sedang pada hari selasa karena
keadaan siswa pada jam pertama ada pelajaran olahraga dan pelajaran IPA terjadi
di jam-jam akhir dan sebelum pelajaran IPA adalah matematika maka kadang-kadang
senam otak diawali sebelum pelajaran IPA atau di sela-sela pelajaran, dengan
melihat keadaan siswa.
Dalam pelaksanaan senam otak, peneliti berkeliling
untuk mengontrol kegiatan yang dilakukan siswa, apabila ada kesalahan peneliti
membetulkan gerakan mereka. Senam otak dipandu oleh guru kelas.
Untuk lebih rinci tentang kegiatan senam otak adalah
sebagai berikut.
Tabel 2
Pelaksanaan Siklus I
No
|
Hari, tanggal
|
Gerakan yang
dilakukan
|
Keterangan
|
1.
|
Sabtu
30 Januari 2010
|
Gerakan
silang
Mengisi
energi
|
· Senam otak dimulai setelah kurang lebih 30 menit
pelajaran dimulai.
· Waktu pelaksanaan senam otak kurang lebih selama 5
menit.
· Gerakan silang masih banyak yang cukup salah
melakukannya. Ketika kaki kanan yang bergerak seharusnya tangan kiri yang
bergerak.
· Mengisi energi juga masih cukup banyak yang salah,
kesalahan yang terjadi yaitu nafas habis sebelum kepala mendongak ke atas.
· Gerakan yang lain tidak dilakukan karena
pertimbangan guru.
|
2.
|
Selasa
2 Februari 2010
|
Gerakan
silang
8
tidur
Burung
hantu
Gajah
Kuda-kuda
Pernafasan
perut
|
· Senam otak dimulai sebelum pelajaran di mulai.
· Senam otak berlangsung selama kurang lebih 15
menit.
· Gerakan silang masih ada sebagian yang melakukan
kesalahan.
· Gerakan yang lain sedikit terjadi kesalahan karena
gerakannya cukup mudah.
|
3.
|
Sabtu
tanggal 6 Februari 2010
|
Gerakan
silang
8
tidur
Gajah
Putaran
leher
Pernafasan
perut
Saklar
otak
Burung
hantu
Tombol
bumi
Mengisi
energi
|
· Senam otak dimulai setelah kurang lebih 30 menit
pelajaran.
· Waktu pelaksanaan senam otak selama kurang lebih
15 menit.
· Gerakan yang dilakukan sudah cukup baik.
|
4.
|
Selasa,
9 Februari 2010
|
Gerakan
silang
8
tidur
Gajah
Burung
hantu
Putaran
leher
Mengisi
energi
|
· Senam otak dimulai kurang lebih 15 menit setelah
pelajaran dimulai.
· Waktu yang dibutuhkan kurang lebih 8 menit.
· Gerakan yang dilakukan sudah cukup baik.
|
5.
|
Sabtu,
13 Februari 2010
|
Tidak
ada senam otak
|
Ulangan
harian materi pesawat sederhana.
|
3. Observasi
I
Selama
pelaksanaan tindakan I, hasil yang bisa diperoleh adalah.
a. Ada
sebagian siswa yang belum sempurna melaksanakan senam otak. Hal ini wajar
karena peneliti tidak menyediakan waktu khusus untuk latihan senam otak di luar
jam pelajaran. Pertimbangannya karena kasihan kepada siswa, juga karena senam
otak adalah kegiatan yang mudah sehingga tidak perlu waktu khusus untuk
mempelajarinya.
b. Siswa
tampak lebih relaks dalam mengikuti pelajaran.
c. Berdasarkan
lembar observasi, siswa terlihat bergembira ketika pelaksanaan senam otak.
d. Berdasarkan
wawancara tertulis sebagian siswa menyatakan bahwa senam otak adalah kegiatan
yang menyenangkan dan membuat badan menjadi segar.
Nilai yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut.
Tabel 3
Daftar Nilai Siklus I
|
|||
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
KKM
|
1
|
Eka Septi Hairul Dewi
|
74
|
Tuntas
|
2
|
Riyas Wahyu Setyawan
|
96
|
Tuntas
|
3
|
Shodikin
|
86
|
Tuntas
|
4
|
Yulianah
|
64
|
Tuntas
|
5
|
Arum Wiji
|
76
|
Tuntas
|
6
|
Dewi Listia Ningsih
|
74
|
Tuntas
|
7
|
Eka Nahdiatul Fitri
|
68
|
Tuntas
|
8
|
Kriswanto
|
82
|
Tuntas
|
9
|
Refai Catur Arbain
|
80
|
Tuntas
|
10
|
Sekti Aji Pramono
|
72
|
Tuntas
|
11
|
Tohirotun Niza
|
96
|
Tuntas
|
12
|
Wanda Sri Parindra Wati
|
72
|
Tuntas
|
13
|
Yatiman
|
58
|
Tidak Tuntas
|
14
|
Yuli Riyan Hidayat
|
74
|
Tuntas
|
Jumlah
|
1072
|
||
Rata-rata
|
76,5714
|
4. Refleksi
I
Berdasarkan data yang diperoleh terjadi kenaikan
nilai rata-rata sebesar:
Pada siklus ini terjadi kenaikan 16,14%
peningkatan prestasi belajar dari kondisi awal (prasiklus). Dalam siklus I terjadi
juga penurunan jumlah siswa yang tidak tuntas dalam dalam belajar dari 5 siswa
yang tidak tuntas mencapai KKM menjadi 1 orang siswa saja yang tidak tuntas
KKM. Dengan terlampauinya target penelitian ini maka penelitian dihentikan dan
dinyatakan berhasil.
C.
Pembahasan
Pelaksanaan senam otak di kelas V SD Negeri 2
Kedungpomahan semester genap tahun pelajaran 2009/2010 berhasil meningkatkan
prestasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari hasil belajar yang menunjukkan
peningkatan dari kegiatan prasiklus ke siklus I. Dalam kegiatan awal
(prasiklus) jumlah siswa yang tidak tuntas KKM ada 5 siswa dan terjadi
penurunan pada siklus I menjadi 1 anak.
Peningkatan ini kemungkinan disebabkan karena.
a. Terjadi
banyak jeda dalam pelaksanaan senam otak sehingga lebih banyak bagian awal dan
akhir dari pelajaran, hal ini menyebabkan banyak yang bisa diingat oleh siswa.
b. Otak
siswa siap untuk menerima pelajaran.
c. Siswa
relaks dalam menerima pelajaran.
d. Otak
berfungsi lebih baik karena oksigen yang dihirup menjadi semakin lebih banyak.
e. Konsentrasi
siswa lebih baik dari sebelum senam otak.
f. Kecakapan
belajar siswa meningkat dari sebelum senam otak.
1.
Hasil
Angket
Berdasarkan angket yang disebarkan, hasil yang
diperoleh adalah sebagai berikut.
a.
Angket
prosentasi jumlah siswa tentang suasana belajar dari prasiklus ke siklus I
1)
Saya senang belajar IPA
di sekolah/kelas. Untuk jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu
tetap pada 0%. Untuk jawaban setuju meningkat dari 7,14% menjadi 28,57%. Untuk
jawaban setuju sekali turun dari 92,86% menjadi 71,43%.
2)
Saya tegang selama
pelajaran IPA di kelas. Untuk jawaban sangat tidak setuju turun dari 14,29%
menjadi 0%. Untuk jawaban tidak setuju naik dari 28,57% menjadi 35,71%. Untuk
jawaban ragu-ragu turun dari 28,57% menjadi 14,29%. Untuk jawaban setuju tetap
pada 14,29%. Untuk jawaban setuju sekali naik dari 14,29% menjadi 35,71%.
3)
Saya bosan jika
mengikuti pelajaran IPA di kelas. Untuk jawaban sangat tidak setuju turun dari
57,14% menjadi 35,71%. Untuk jawaban tidak setuju naik dari 42,86% menjadi
64,29%. Untuk jawaban ragu-ragu, setuju, dan setuju sekali tetap pada 0%.
4)
Saya selalu siap untuk
menerima pelajaran IPA di kelas. Untuk jawaban sangat tidak setuju naik dari 0%
menjadi 7,14%. Untuk jawaban tidak setuju tetap pada 0%. Untuk jawaban
ragu-ragu turun dari 7,14% menjadi 0%. Untuk jawaban setuju naik dari 14,29%
menjadi 21,43%. Untuk jawaban sangat setuju turun dari 78,57% menjadi 71,43%.
5)
Aku bersemangat untuk
belajar IPA di kelas. Untuk jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, dan ragu-ragu
tetap pada 0%. Untuk jawaban setuju tetap pada 14,29%. Untuk jawaban sangat
setuju juga tetap pada 85,71%.
Secara umum berdasarkan perhitungan angket, untuk
suasana belajar berubah menjadi lebih tidak menyenangkan dari kondisi awal.
b.
Angket prosentase jumlah
siswa tentang konsentrasi siswa dari prasiklus ke siklus I.
1)
Di luar kelas sepertinya
tidak ada kejadian apa-apa. Untuk jawaban sangat tidak setuju tetap pada 14,29%.
Untuk jawaban tidak setuju turun dari 14,29% menjadi 7,14%. Untuk jawaban
ragu-ragu naik dari 14,29% menjadi 21,43%. Untuk jawaban setuju naik dari 21,43%
menjadi 28,57%. Untuk jawaban sangat setuju turun dari 35,71% menjadi 28,57%.
2)
Saya selalu melihat
kepada pak Dwi waktu beliau mengajar IPA. Untuk jawaban sangat tidak setuju dan
tidak setuju tetap pada 0%. Untuk jawaban ragu-ragu naik dari 0% menjadi 14,29%.
Untuk jawaban setuju naik dari 21,43% menjadi 28,57%. Untuk jawaban sangat
setuju turun dari 78,57% menjadi 57,14%.
3)
Saya tidak pernah
melamun. Untuk jawaban sangat tidak setuju turun dari 14,29% menjadi 7,14%. Untuk
jawaban tidak setuju turun dari 21,43% menjadi 7,14%. Untuk jawaban ragu-ragu
turun dari 14,29% menjadi 0%. Untuk jawaban setuju naik dari 14,29% menjadi
21,43%. Untuk jawaban sangat setuju 35,71% menjadi 64,29%.
4)
Saya selalu mendengar
dengan jelas ketika pak Dwi menjelaskan pelajaran IPA . Untuk jawaban sangat
tidak setuju dan tidak setuju tetap pada 0%. Untuk jawaban ragu-ragu turun dari
7,14% menjadi 0%. Untuk jawaban setuju turun dari 28,57% menjadi 21,43%. Untuk
jawaban sangat setuju naik dari 64,29% menjadi 78,57%.
5)
Saya selalu tahu apa
yang dikatakan/diajarkan pak Dwi selama belajar IPA. Untuk jawaban sangat tidak
setuju, tidak setuju dan ragu-ragu tetap pada 0%. Untuk jawaban setuju tetap
pada 35,71%. Untuk jawaban sangat setuju tetap pada 64,29%.
Secara umum bisa dikatakan bahwa konsentrasi siswa
meningkat dari prasiklus ke siklus I.
c.
Angket prosentase jumlah
siswa tentang kecakapan belajar.
1)
Saat ini saya mudah
memahami pelajarn IPA di kelas. Untuk jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju
dan ragu-ragu tetap pada 0%. Untuk jawaban setuju naik dari 7,14% menjadi
35,71%. Untuk jawaban sangat setuju turun dari 92,86% menjadi 64,29%.
2)
Soal-soal IPA mudah
untuk dikerjakan. Untuk jawaban sangat tidak setuju tetap pada 0%. Untuk
jawaban tidak setuju naik dari 0% menjadi 7,14%. Untuk jawaban ragu-ragu tetap
pada 7,14%. Untuk jawaban setuju tetap pada 21,43%. Untuk jawaban sangat setuju
turun dari 71,43% menjadi 64,29%.
3)
Saya bisa memahami
bacaan yang saya baca. Untuk jawaban sangat tidak setuju tetap pada 7,14%. Untuk
jawaban tidak setuju turun dari 7,14% menjadi 0%. Untuk jawaban ragu-ragu turun
dari 14,29% menjadi 7,14%. Untuk jawaban setuju turun dari 42,86% menjadi
21,43%. Untuk jawaban sangat setuju naik dari 28,57% menjadi 64,29%.
4)
Pelajaran IPA rasanya
sulit buat saya. Untuk jawaban sangat tidak setuju naik dari 14,29% menjadi
28,57%. Untuk jawaban tidak setuju turun dari 42,86% menjadi 35,71%. Untuk
jawaban ragu-ragu turun dari 28,57% menjadi 21,43%. Untuk jawaban setuju naik
dari 7,14% menjadi 14,29%. Untuk jawaban sangat setuju turun dari 7,14% menjadi
0%.
5)
Saya bisa mengingat
pelajaran yang kemarin diterangkan. Untuk jawaban sangat tidak setuju dan tidak
setuju tetap pada 0%. Untuk jawaban ragu-ragu turun dari 21,43% menjadi 7,14%.
Untuk jawaban setuju tetap pada 35,71%. Untuk jawaban sangat setuju naik dari
42,86% menjadi menjadi 57,14%.
6)
Mudah bagi saya untuk
menghitung angka. Untuk jawaban sangat tidak setuju naik dari 0% menjadi 7,14%.
Untuk jawaban tidak setuju turun dari 7,14% menjadi 0%. Untuk jawaban ragu-ragu
naik dari 0% menjadi 7,14%. Untuk jawaban setuju tetap pada 21,43%. Untuk
jawaban sangat setuju turun dari 71,43% menjadi 64,29%.
Secara umum dapat disimpulkan kecakapan
belajar siswa meningkat dari prasiklus ke siklus I.
2.
Wawancara Tertulis
Hasil yang diperoleh dari wawancara tertulis adalah
sebagai berikut.
a.
Apakah adik-adik senang
dengan senam otak? Kalau iya kenapa? 11 siswa menjawab senang dengan alasan
yang peneliti ambil agar bisa menerima pelajaran, 1 siswa menjawab lumayan
karena segar, 2 siswa menjawab dengan jawaban lain yang tidak ada kaitannya
dengan senam otak.
b.
Gerakan seperti apa yang
adik-adik sukai? Gerakan silang disukai oleh 1 anak, 8 tidur oleh 4 anak,
pernafasan perut 1 anak, kuda-kuda 8 anak dan mengisi energi 1 anak.
c.
Apa yang adik-adik
rasakan saat selesai senam otak? Pusing, capek, segar, siap menerima pelajaran
atau yang lain? 1 siswa menjawab capek, 7 siswa menjawab segar, 9 siswa
menjawab siap menerima pelajaran.
d.
Dalam menerima
pelajaran, ada bedanya ga sebelum dan sesudah senam otak? 11 siswa menjawab
ada, 1 siswa menjawab tidak, 2 siswa tidak menjawab dengan tepat.
e.
Satu kata untuk senam
otak! 2 siswa menulis kata senang, 1 siswa menulis kata lucu, 1 siswa menulis
kata indah, 1 siswa menulis segar dan siap, 4 siswa menjawab segar, 2 siswa
tidak menjawab sesuai yang diminta, 2 siswa menjawab sangat menyenangkan.
3.
Lembar obsevasi
Lembar observasi yang diperoleh disimpulkan bahwa
tidak begitu terjadi perbedaan antara prasiklus dan siklus I dalam hal kondisi
pelaksanaan pembelajaran. Siswa tetap terlihat aktif baik sebelum maupun
sesudah senam otak, sesekali siswa terlihat memperhatikan, sesekali juga tidak
memperhatikan. Begitu juga dengan situasi umum kondisi pelajaran, kegiatan
belajar berjalan dengan interaktif dan hidup. Hasil wawancara secara lisan
dengan pak Dwi Wijayanto, beliau mengatakan bahwa senam otak membuat beliau
lebih relaks dalam menghadapi siswa-siswanya.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian tindakan kelas (PTK) ini
adalah senam otak dapat meningkatkan prestasi belajar fisika siswa kelas
V SD Negeri 2 Kedungpomahan kecamatan Kemiri kabupaten Purworejo minimal sebesar
5% dari kondisi awal hal ini disebabkan karena senam otak dapat meningkatkan
konsentrasi belajar IPA, senam otak dapat meningkatkan kecakapan belajar IPA
siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan kecamatan Kemiri kabupaten Purworejo.
B.
Saran
Sebagai konsekuensi dari penelitian ini maka ada
beberapa saran yang peneliti kemukankan pada pembaca sebagai berikut.
1. Bagi
guru kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan
Senam otak bisa
diterapkan di kelas ketika pelajaran berlangsung agar suasana belajar menjadi
relaks, banyak jeda dan otak siap untuk menerima pelajaran.
2. Bagi
siswa
46
|
3. Bagi
Sekolah
Memberikan kesempatan
kepada guru untuk menerapkan senam otak dalam pembelajaran di kelas.
4. Bagi
penelitian berikutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai pengaruh senam otak pada kelompok siswa yang lain.
Abu Muhammad Ibnu Abdullah. 2008. Prestasi Belajar. http://spesialis-
torch.com/content/view/120/29/. Diakses
tanggal 2 Januari 2010
Aloysia Alfra Phalestie. 2010. Prestasi
Kerja.
http://rumahbelajarpsikologi.com/
index.php/prestasi-kerja.html.
diakses tanggal 2 Januari 2010.
Bobby
DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie. 2009. Quantum Teaching:
mempraktekkan quantum teaching di
kelas-kelas.
Bandung: Kaifa
Bobby
DePorter dan Mike Hernacki. 2006. Quatum
Learning: Membiasakan
belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung: Kaifa
Colin
Rose. 2003. Kuasai
Lebih Cepat: Buku
Pintar Accelaerated Learning.
Bandung: Kaifa.
Doantara Yasa. 2008. Aktivitas dan Prestasi Belajar.
http://ipotes.wordpress.com/
2008/05/24/prestasi-belajar/. Diakses
tanggal 2 Januari 2010.
Hadi
Suwono. 2009. Lingkungan Kelas yang Kondusif. http ://hadisuwono. blogspot.
com / 2009/ 05/ lingkungan – kelas – yang - kondu sif.html. Diakses tanggal 2
Januari 2010.
Kartini Sapardjiman. 2007. Brain Gym (Senam Otak).
http://atikofianti.
wordpress.com/2007/12/05/health-brain-gym-senam-otak/
Mitra Arnold. 2008. Penyampaian
Konsep Fisika yang Sering Keliru pada
Pendidikan Dasar. http://jeperis.blogspot.com/2008/01/
penyampaian-
konsep-fisika-yang-sering.html.
diakses tanggal 2 Januari 2010.
Paul
E. Dennison dan Gail E. Dennison. 2006. Brain Gym: Senam otak. Jakarta:
Gramedia
Ridwan. 2008. Ketercapaian Prestasi Belajar. http://ridwan202.wordpress.com/
2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/.
Diakses tanggal 2 Januari 2010
Sidiarto
Kusumoputro, Lily D. Sidiarto, Samino, dkk. 2003. Kiat
panjang umur
Dengan gerak dan
latihan otak: brain
movement and exercise. Jakarta:
48
|
Sunartombs. 2009. Pengertian Prestasi Belajar. http://sunartombs.wordpress.
com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/.
Diakses tanggal 2 Januari
2010
Vera
Permata. 2005. Senam Otak, Penyegar Pikiran. http://verapermata.multiply.
com/journal/item/92
Wikibooks Indonesia. 2009. Fisika itu Mudah.
http://id.wikibooks.org/wiki/
Fisika_itu_mudah/Pendahuluan.
diakses tanggal 2 Januari 2010
Wikipedia.
2008. Brain Gym. http://en.wikipedia.org/wiki/Brain_Gym
diakses
tanggal 7 Oktober 2009
Woelan
Handadari.
2006. Peran
Educational Kinesiology (Senam Otak) Pada
Kemampuan Belajar Mahasiswa Psikologi Unair: Suatu Studi Kasus.
http:// www. adln.
lib. unair. ac. id/ go. php?id= gdlhub -gdl-res-2006-handadariw-406&PHPSESSID=cb25ae85f276653c1c0715dce4d1b37a
Zulkarnaini.
2008. Pola
Pelaksanaan Pendidikan
Berorientasi Kecakapan
Hidup (life skill educaion). http://zulkarnainidiran.wordpress.com/2008/
11/28/ pola- pelaksanan- pendidikan- berorientasi-
kecakapan- hidup- life-
skill-educaion/. Diakses tanggal 15
Januari 2010
SOAL-SOAL
PRASIKLUS
A. Soal uraian ganda.
1.
Bahan-bahan
di bawah ini yang dapat ditarik magnet adalah...
a.
Kaca
timah seng
b.
Besi
baja serbuk besi
c.
Emas
paku intan
d.
Kuningan
emas perak
2.
Daerah
B pada gambar di bawah ini menunjukkan...
a.
Medan magnet
b.
Garis
gaya magnet
c.
Elektromagnet
d.
Pusat
magnet
3.
Gambar di bawah ini yang merupakan
magnet ladam adalah nomor...
a.
1
b.
2
c.
3
d.
5
4.
Dinamo
sepeda menggunakan magnet berbentuk...
a.
U
b.
Tabung
c.
Ladam
d.
Batang
5.
Menurut sifat magnet, percobaan
seperti gambar di bawah ini yang benar adalah...
a.
Gambar
I
b.
Gambar
II
c.
Gambar
III
d.
Gambar
IV
6.
Berdasarkan
asal-usulnya magnet dibedakan menjadi dua jenis yaitu...
a.
Magnet
asli dan imitasi
b.
Magnet
lama dan baru
c.
Magnet
alam dan buatan
d.
Magnet
batang dan jarum
7.
Pembuatan
magnet seperti gambar di samping dilakukan secara...
a.
Gosokan
b.
Induksi
c.
Elektromagnet
d.
Imbas
8.
Pada
kompas digunakan magnet...
a.
U
b.
Jarum
c.
Batang
d.
Ladam
9.
Gaya
yang ditimbulkan oleh magnet digambarkan dengan ...
a.
Garis
lurus
b.
Garis
gaya
c.
Garis
lengkung
d.
Garis
magnet
10. Suatu magnet yang digambarkan dengan garis gaya yang banyak berarti
medan magnetnya ...
a.
Kuat
b.
Lemah
c.
Bersifat
sementara
d.
Banyak
11. Medan magnet yang dibuat dengan cara aliran listrik disebut ...
a.
Elektromagnet
b.
Magnet
ladam
c.
Feromagnetik
d.
Diamagnetik
12. Manfaat magnet jarum dalam kehidupan sehari-hari antara lain untuk ...
a.
Membuat
bel listrik
b.
Menggerakkan
motor listrik
c.
Menggerakkan
kipas angin
d.
Membuat
kompas
13. Apabila sebuah magnet batang dibagi menjadi dua bagian maka masing-masing
bagian mempunyai ...
a.
1
kutub
b.
2
kutub
c.
3
kutub
d.
4
kutub
14. Magnet yang kuat terbuat dari ...
a.
Baja
b.
Besi
c.
Tembaga
d.
Kuningan
15. Jarum yang berwarna merah pada kompas menunjukkan arah ...
a.
Utara
b.
Selatan
c.
Timur
d.
Barat
16. Gaya yang ditimbulkan oleh tarikan magnet disebut gaya ...
a.
Gravitasi
b.
Listrik
statis
c.
Magnet
d.
Gesekan
17. Buah kelapa jatuh dari pohon ke bawah akibat pengaruh gaya ...
a.
Magnet
b.
Gravitasi
bumi
c.
Listrik
statis
d.
Mesin
18. Manfaat utama gaya gravitasi adalah ...
a.
Menahan
segala benda tetap berada di bumi
b.
Menghentikan
benda yang sedang bergerak
c.
Menunjukkan
kutub utara dan kutub selatan bumi
d.
Mengurangi
gaya gesekan antara dua permukaan benda
19. Orang yang bisa terbebas dari tarikan gaya gravitasi karena berada
di ruang angkasa disebut ...
a.
Olahragawan
b.
Penerjun
payung
c.
Astronom
d.
Astronot
20. Di udara, benda yang luas permukaannya besar akan jatuh lebih
lambat daripada benda yang luas permukaannya kecil karena ...
a.
Gaya
gravitasinya lebih kecil
b.
Gaya
hambatan udara lebih besar
c.
Benda
yang luas lebih berat
d.
Benda
yang kecil beratnya lebih ringan
21. Jika kita menendang bola di permukaan tanah, maka pada suatu saat
bola berhenti. Hal ini terjadi karena bola mendapat ...
a.
Gaya
mesin
b.
Gaya
gesekan
c.
Gaya
Listrik statis
d.
Gaya
pegas
22. Gaya ... terjadi saat kita mengasah pisau.
a.
Listrik
statis
b.
Gravitasi
c.
Gesekan
d.
Pegas
23. Permukaan benda yang kasar akan memperbesar gaya ...
a.
Magnet
b.
Gravitasi
c.
Gesekan
d.
Listrik
statis
24. Gaya yang bekerja pada ban mobil yang sedang direm adalah ...
a.
Gesekan
b.
Panas
c.
Kecepatan
d.
Tekanan
25. Cara berikut mengurangi gaya gesekan kecuali menggunakan ...
a.
Pul
atau paku-paku
b.
Bantalan
peluru
c.
Minyak
pelumas
d.
Roda
B. Jawablah pertanyaan ini dengan tepat!
1.
Benda
yang dapat ditarik magnet disebut ...
2.
Gambarkan
magnet bentuk batang!
3.
Apabila
dua kutub magnet yang sama didekatkan akan ....
4.
Pembuatan
magnet dengan cara menempelkan magnet dengan benda magnetis disebut membuat
magnet dengan ...
5.
Daerah
di sekitar magnet yang masih dapat dipengaruhi oleh gaya maget disebut ...
6.
Semakin
halus muka permukaan, gaya gesekan yang terjadi semakin ...
7.
Gaya
tarik bumi disebut juga ...
8.
Baja
mempunyai sifat magnet yang kuat sehingga baja termasuk ...
9.
Pada
ban mobil dibuat beralur yang bertujuan untuk ...
10. Alat yang digunakan untuk mengangkat tumpukan besi rongsokan logam,
dibuat dari magnet yang dibuat secara ...
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan
benar!
1.
Sebutan
3 cara memperkecil gaya gesekan!
2.
Sebutkan
3 faktor yang mempengaruhi kecepatan jatuhnya benda yang sama!
3.
Sebutkan
3 kerugian gaya gesekan!
4.
Sebutkan
3 cara membuat magnet!
5.
Sebutkan
3 bahan yang dapat menjadi magnet!
Lampiran
2
SOAL-SOAL SIKLUS I
A. Soal uraian ganda
1.
Pesawat
sederhana berguna untuk ...
a.
Memudahkan
pekerjaan
b.
Mempersingkat
waktu
c.
Mempersingkat
perjalanan
d.
Menciptakan
gaya
2.
Alat
di bawah ini yang bukan tuas adalah ...
a.
Baji
b.
Katrol
c.
Drei
d.
Gunting
3.
Pembuatan
sekrup dan baut menggunakan prinsip ...
a.
Bidang
miring
b.
Tuas
c.
Roda
d.
Poros
4.
Berikut
ini yang menggunakan katrol tetap adalah ...
a.
Mesin
traktor
b.
Jungkat-jungkit
c.
Sumur
timba
d.
Sumur
pompa
5.
Pesawat
yang rumit terdiri atas beberapa pesawat ...
a.
Sederhana
b.
Modern
c.
Mewah
d.
Ringan
6.
Di
bawah ini yang merupakan tuas golongan pertama adalah ...
a.
Sekop
b.
Alat
memancing
c.
Pemecah
biji
d.
Gunting
7.
Pembuatan
atap rumah menggunakan prinsip ...
a.
Katrol
b.
Tuas
c.
Bidang
miring
d.
Roda
8.
Jenis
paku yang batangnya menggunakan prinsip bidang miring adalah ...
a.
Paku
payung
b.
Paku
pines
c.
Paku
ulir
d.
Paku
jarum
9.
Tuas
disebut juga ...
a.
Bidang
miring
b.
Pengungkit
c.
Katrol
d.
Pesawat
10.
Pesawat
sederhana dikelompokkan menjadi ... macam
a.
2
b.
3
c.
4
d.
5
11.
Jenis
pesawat yang menggunakan prinsip tuas adalah ...
a.
Gunting
kuku
b.
Ketapel
c.
Engsel
pintu
d.
Paku
jarum
12.
Setiap
alat yang berguna untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut ...
a.
Katrol
b.
Tuas
c.
Mobil
d.
Pesawat
13.
Katrol
mempunyai titik tumpu, kuasa dan beban. Oleh karena itu pada prinsipnya katrol
termasuk ...
a.
Pengungkit
b.
Bidang
miring
c.
Roda
d.
Bidang
datar
14.
Roda
termasuk pesawat sederhana jenis ...
a.
Karol
tetap
b.
Katrol
bebas
c.
Pengungkit
d.
Bidang
miring
15.
Sekop
yang kita gunakan untuk menyerok tanah merupakan tuas golongan ...
a.
Pertama
b.
Kedua
c.
Ketiga
d.
Keempat
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan
tepat!
1.
Alat
yang berguna untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut ...
2.
Gunting
termasuk tuas golongan ...
3.
Katrol
yang letaknya dapat berpindah-pindah disebut ...
4.
Permukaan
datar yang salah satu ujungnya lebih tinggi daripada ujung yang lain disebut
...
5.
Gabungan
katrol tetap dan majemuk disebut ...
6.
Tempat
gaya bekerja pada pengungkit disebut ...
7.
Kerekan
bendera menggunakan pesawat sederhana jenis ...
8.
Untuk
memindahkan alat alat rumah tangga menggunakan pesawat sederhana jenis ...
9.
Beban
diantara titik tumpu dan kuasa termasuk pengungkit golongan ...
10.
Prinsip
bidang miring digunakan untuk membuat ...
C. Jawablah dengan benar!
1.
Sebutkan
3 contoh alat yang menggunakan prinsip tuas golongan pertama!
2.
Sebutkan
3 jenis katrol!
3.
Sebutkan
keuntungan dan kerugian bidang miring!
4.
Tuliskan
perbedaan antara bidang miring dengan baji!
5.
Apa
yang dimaksud roda berporos?
ANGKET KEADAAN
SISWA SEBELUM SENAM OTAK
Mata Pelajaran : IPA Semester : II
Hari/tanggal
: ………………....
Petunjuk
1.
Jawablah
pertanyaan sesuai dengan apa yang adik-adik ketahui, atau apa yang adik-adik
rasakan.
2.
Berilah tanda
centang ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan keadaan adik-adik ya.
Suasana
(kondisi) Pembelajaran
No
|
Pernyataan
|
Pilihan
|
||||
Sangat tidak
setuju
|
Tidak setuju
|
Ragu-ragu
|
stuju
|
Setuju sekali
|
||
1.
|
Saya senang belajar IPA di sekolah/kelas
|
|||||
2.
|
Saya tegang selama pelajaran IPA di kelas
|
|||||
3.
|
Saya bosan jika mengikuti pelajaran IPA di kelas
|
|||||
4.
|
Saya selalu siap untuk menerima pelajaran IPA di kelas
|
|||||
5.
|
Aku bersemangat untuk belajar IPA di kelas
|
Konsentrasi siswa
No
|
Pernyataan
|
Pilihan saya
|
||||
Sangat tidak
setuju
|
Tidak setuju
|
Ragu-ragu
|
stuju
|
Setuju sekali
|
||
1.
|
Di luar kelas sepertinya tidak ada kejadian apa-apa
|
|||||
2.
|
Saya selalu melihat kepada pak Dwi waktu beliau mengajar IPA
|
|||||
3.
|
Saya tidak pernah melamun
|
|||||
4.
|
Saya selalu mendengar dengan jelas ketika pak Dwi menjelaskan
pelajaran IPA
|
|||||
5.
|
Saya selalu tahu apa yang dikatakan/diajarkan pak Dwi selama
belajar IPA
|
Kecakapan belajar
No
|
Pernyataan
|
Pilihan saya
|
||||
Sangat tidak
setuju
|
Tidak setuju
|
Ragu-ragu
|
stuju
|
Setuju sekali
|
||
1.
|
Saat ini saya mudah memahami pelajaran IPA di kelas
|
|||||
2.
|
Soal-soal IPA mudah untuk dikerjakan
|
|||||
3.
|
Saya bisa memahami bacaan yang saya baca
|
|||||
4.
|
Pelajaran IPA rasanya sulit buat saya
|
|||||
5.
|
Saya bisa mengingat pelajaran yang kemarin diterangkan
|
|||||
6.
|
Mudah bagi saya untuk menghitung angka
|
Purworejo,
....................... 2010
(..............................................)
Lampiran
4
ANGKET KEADAAN
SISWA TERHADAP SENAM OTAK
Mata Pelajaran : IPA Semester : II
Hari/tanggal
: ………………....
Petunjuk
1.
Jawablah
pertanyaan sesuai dengan apa yang adik-adik ketahui, atau apa yang adik-adik
rasakan.
2.
Berilah tanda
centang ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan keadaan adik-adik ya.
Suasana
(kondisi) Pembelajaran
No
|
Pernyataan
|
Pilihan
|
||||
Sangat tidak
setuju
|
Tidak setuju
|
Ragu-ragu
|
stuju
|
Setuju sekali
|
||
1.
|
Saya senang belajar IPA di sekolah/kelas
|
|||||
2.
|
Saya tegang selama pelajaran IPA di kelas
|
|||||
3.
|
Saya bosan jika mengikuti pelajaran IPA di kelas
|
|||||
4.
|
Saya selalu siap untuk menerima pelajaran IPA di kelas
|
|||||
5.
|
Aku bersemangat untuk belajar IPA di kelas
|
Konsentrasi siswa
No
|
Pernyataan
|
Pilihan saya
|
||||
Sangat tidak
setuju
|
Tidak setuju
|
Ragu-ragu
|
stuju
|
Setuju sekali
|
||
1.
|
Di luar kelas sepertinya tidak ada kejadian apa-apa
|
|||||
2.
|
Saya selalu melihat kepada pak Dwi waktu beliau mengajar IPA
|
|||||
3.
|
Saya tidak pernah melamun
|
|||||
4.
|
Saya selalu mendengar dengan jelas ketika pak Dwi menjelaskan
pelajaran IPA
|
|||||
5.
|
Saya selalu tahu apa yang dikatakan/diajarkan pak Dwi selama
belajar IPA
|
Kecakapan belajar
No
|
Pernyataan
|
Pilihan saya
|
||||
Sangat tidak
setuju
|
Tidak setuju
|
Ragu-ragu
|
stuju
|
Setuju sekali
|
||
1.
|
Saat ini saya mudah memahami pelajaran IPA di kelas
|
|||||
2.
|
Soal-soal IPA mudah untuk dikerjakan
|
|||||
3.
|
Saya bisa memahami bacaan yang saya baca
|
|||||
4.
|
Pelajaran IPA rasanya sulit buat saya
|
|||||
5.
|
Saya bisa mengingat pelajaran yang kemarin diterangkan
|
|||||
6.
|
Mudah bagi saya untuk menghitung angka
|
Purworejo,
....................... 2010
(..............................................)
Lampiran
5
WAWANCARA TERTULIS
1.
Apakah
adik-adik senang dengan senam otak? Kalau iya kenapa?
2.
Gerakan
seperti apa yang adik-adik sukai?
3.
Apa
yang adik-adik rasakan saat selesai senam otak? Pusing, capek, segar, siap
menerima pelajaran atau yang lain?
4.
Dalam
menerima pelajaran, ada bedanya ga sebelum dan sesudah senam otak?
5.
Satu
kata untuk senam otak!
Lampiran
6
Lampiran
7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar