Jumat, 03 Juli 2020

Contoh Skripsi Penelitian Tindakan Kelas

Bismillah.

Yang lagi butuh contoh penelitian skripsi, ini ada contoh penelitian tindakan kelas. Semoga bermanfaat dan cepat lulusnya.

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang penting dalam dunia  pendidikan di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dengan dimasukkannya IPA sebagai salah satu mata pelajaran yang selalu diujikan pada ujian Akhir Nasional.

Pelaksanaan pelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah gabungan dari fisika dan biologi. Pada kelas V SD, biologi difokuskan pada semester I sedang fisika difokuskan pada semester II. Prestasi belajar IPA di SD diukur dari perolehan nilai yang diperoleh oleh siswa dari ulangan harian dan tugas yang diberikan oleh guru.
Senam otak (Brain Gym) adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari (Kartini Sapardjiman, 2007). Parentsguide (2005) menyatakan bahwa senam otak dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan sebagai dimensi lateralitas, meringankan atau merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak sebagai dimensi pemfokusan, merangsang sistem yang terkait dengan perasaan/emosional (otak tengah/limbis) serta otak besar sebagai dimensi pemusatan (Vera Permata, 2005).

1
Senam otak membuat otak siswa dan diri siswa dipersiapkan untuk menerima pelajaran. Senam otak akan merangsang otak dan menjadikan siswa lebih relaks dalam menerima pelajaran sehingga akan menekan bagian otak reptil agar tidak aktif dan mengaktifkan otak mamalia dan otak neokorteks sehingga siswa siap dalam menerima pelajaran karena kedua bagian otak itulah yang bertanggung jawab atas emosi, memori, berpikir interlektual, penalaran, perilaku waras, bahasa dan kecerdasan yang lebih tinggi (Bobby DePorter & Mike Hernacki, 2006). Senam otak juga bisa menjadi ice breaker dan memberikan jeda dalam pelajaran. Pemberian jeda ini memberikan perhatian kepada otak (memori) untuk menyimpan. Seperti diketahui bahwa seseorang itu mudah mengingat bagian awal dan akhir dari sebuah sesi (Bobby DePorter & Mike Hernacki, 2006). Dengan adanya senam otak di sela-sela pelajaran, itu artinya terjadi awal dan akhir yang lebih banyak sehingga akan lebih banyak yang dapat kita ingat.
Dunia pendidikan juga sudah tidak asing lagi dengan senam otak. Penelitian tentang senam otak dalam pembelajaran pernah dilakukan oleh Woelan Handadari (2006) yang hasilnya menunjukkan bahwa senam otak mempunyai pengaruh terhadap kemampuan subyek yang melaksanakan senam otak. Sebagian besar subyek merasa bahwa mereka lebih mudah berkonsentrasi terhadap materi yang diberikan dalam perkuliahan (Woelan Handadari, 2006).
SD Negeri 2 Kedungpomahan merupakan salah satu SD yang terletak di daerah Kemiri Purworejo. Pembelajaran IPA di SD Negeri 2 Kedungpomahan berjalan cukup menarik bagi siswa, hal ini terlihat dengan banyaknya siswa yang aktif dan mengikuti pelajaran dengan baik. Banyak siswa yang telah aktif dan mau menjawab soal ketika guru melemparkan soal kepada siswa. Interaksi antara guru dan siswa sudah terjalin dengan baik. Secara umum, siswa sudah terlihat relaks dan terlihat asyik ketika belajar IPA di kelas. Bapak Dwi Wijayanto selaku guru kelas, cukup mampu mengatur jalannya pelajaran. Beliau sudah cukup mampu untuk menguasai kelas dan mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif mengikuti pelajaran. Pelajaran masih berlangsung seputar materi saja, belum ada variasi seperti ice breaker dan pemberian jeda yang lebih banyak agar lebih banyak yang dapat diingat siswa. Bapak Dwi Wijayanto juga mengeluhkan ada sebagian siswa yang mempunyai sifat pelupa. Prestasi yang diperoleh siswa dalam pelajaran IPA sudah termasuk dalam kategori cukup. Pada kegiatan prasiklus yang dilakukan menunjukkan bahwa prestasi siswa yang diperoleh dalam ulangan harian menunjukkan rata-rata 65,9 dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 60 terdapat 5 siswa di bawah KKM dan 9 siswa di atas KKM.
Melihat cukup besarnya manfaat senam otak dan melihat keadaan pembelajaran di kelas serta keluhan dari Bapak Dwi Wijayanto selaku guru kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan, peneliti ingin mencoba mengadakan penelitian kepada siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan kecamatan Kemiri kabupaten Purworejo tersebut dengan judul: “Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Senam Otak Bagi Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan”. 

B.      Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut.
1.      Pembelajaran di kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan belum begitu bervariasi dalam kegiatan belajar mengajarnya.
2.      Sebagian siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan mempunyai sifat pelupa.
3.      Prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan masih rendah.

C.      Batasan Masalah
Masalah dibatasi pada penggunaan senam otak pada siswa kelas V semester genap SD Negeri 2 Kedungpomahan tahun pelajaran 2009/2010 untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA.

D.      Rumusan Masalah
Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar IPA melalui senam otak pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan?

E.      Tujuan Penelitian
            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA melalui senam otak pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan.  

 F.      Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu sekolah, guru, peneliti dan siswa.
1.      Bagi sekolah: sarana masukan positif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya.
2.      Bagi guru: menambah pengetahuan bagi guru cara meningkatkan prestasi belajar siswa.
3.      Bagi peneliti: sarana untuk melatih berpikir ilmiah dan sistematis.
4.       Bagi siswa: sarana untuk menjadikan pembelajaran lebih menarik dan meningkatakan prestasi belajar.

  BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.   Kajian Teori
1.      Prestasi Belajar
a.      Pengertian Prestasi Belajar
Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi sebagai berikut: “To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as possible (Sunartombs, 2009). Prabowo (2005) mengemukakan bahwa prestasi lebih merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang untuk mengetahui sejauh mana seseorang mencapai prestasi yang diukur atau dinilai (Aloysia Alfra Phalestie, 2010). Prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu, seperti dikemukakan oleh Robert M. Gagne (1988:65) bahwa dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar (achievement) seseorang (Abu Muhammad Ibnu Abdullah, 2008).

6
Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Ridwan, 2008). Lebih jauh lagi Harold Spears memberikan batasan: “Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction (Sunartombs, 2009).
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu (Doantara Yasa, 2008). Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang (Sunartombs, 2009).
Fisika adalah  ilmu yang mempelajari tentang alam semesta, fenomena alam dan mekanisme yang terjadi di dalamnya (Mitra Arnold, 2008). Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi, ruang dan waktu (Wikibooks Indonesia, 2009).
Fisika berkaitan erat dengan biologi, kimia, geologi, meteorologi dan astronomi yang dipadukan bernama IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sehingga dalam Kurikulum yang mengacu pada standar isi saat ini di Sekolah Menengah Pertama (SMP) telah disatukan menjadi IPA terpadu (Mitra Arnold, 2008). Demikian juga di SD, fisika masih terintegrasi dengan biologi yang terangkum dalam mata pelajaran IPA.
Prestasi belajar IPA adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengalami suatu proses belajar IPA dalam jangka waktu tertentu. Hasil prestasi dalam penelitian ini diukur dengan instrumen tes (ulangan harian) yang dibuat oleh guru dan dinyatakan dalam bentuk angka.

b.      Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor-faktor itu bisa kita kelompokkan menjadi dua yaiu faktor internal dan faktor eksternal.

1.      Faktor internal

Adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a)    Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya (Ridwan, 2008). Slameto (1995:56) mengatakan bahwa tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah (Ridwan, 2008). Seseorang yang ber-IQ tinggi dia akan lebih mudah menangkap makna dari mata pelajaran yang diterangkan guru atau yang dia baca dari buku.
b)   Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan (Ridwan, 2008). Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan bahwa bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan (Ridwan, 2008). Seorang yang berbakat dia akan lebih cepat menguasai suatu kegiatan daripada seseorang yang tidak berbakat. Dalam dunia sepakbola misalnya, seorang yang mempunyai bakat, dia akan lebih pandai bermaian bola daripada teman-temannya yang lain yang walaupun mereka telah bermain dan belajar dalam waktu yang sama.
c)    Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan (Ridwan, 2008).  Menurut Winkel (1996:24) minat didefinisikan sebagai suatu kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (Ridwan, 2008). Hal ini bisa kita lihat bila seseorang belajar karena ada minat di dalam dirinya maka dia akan belajar dengan lebih semangat dan akan lebih memerhatikan apa yang dipelajarinya itu daripada orang yang tidak berminat terhadap suatu pelajaran. 
d)   Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar (Ridwan, 2008). Nasution (1995:73) menjelaskankan bahwa motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Ridwan, 2008). Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi instrinsik (motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang) seperti misalnya ingin menjadi juara, ingin memperbaiki diri, rasa ingin tahu, dan lain-lain. Yang kedua motivasi ekstrinsik (motivasi yang berasal dari luar individu) seperti misalnya karena dia tinggal di lingkungan yang kondusif sehingga dia terbawa lingkungan, karena ingin membahagiakan orang tua, dan lain-lain.
2.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa (Ridwan, 2008). Bisa berupa pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Menurut Slameto (1995:60) faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat (Ridwan, 2008).
a)    Keadaan Keluarga
Hasbullah (1994:46) mengatakan bahwa keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan (Ridwan, 2008). Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan berbagai macam bahasa dia akan menguasai lebih banyak bahasa daripada anak yang hanya diajak komunikasi dengan satu jenis bahasa saja.
b)   Keadaan Sekolah
Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya (Ridwan, 2008). Kartono (1995:6) mengemukakan bahwa guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar (Ridwan, 2008). Guru sangat berpengaruh terhadap diri siswa, banyak contoh dalam dunia pendidikan kita seorang/beberapa siswa yang menantikan seorang guru untuk mengajarnya tapi membenci guru yang lain untuk mengajarnya. Faktor yang lain yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana membuat suasana belajar menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan. Dalam lingkungan yang menyenangkan, siswa akan senang belajar dan secara langsung akan meningkatkan hasil belajar (Hadi Suwono, 2009).
c)    Lingkungan Masyarakat
Telur berubah menjadi asin karena dia berada di dalam lingkungan yang asin. Demikianlah, lingkungan sangat berpengaruh dalam pendidikan dan pergaulan. Kartono (1995:5) berpendapat bahwa lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan (tidak karuan) anakpun dapat terpengaruh pula (Ridwan, 2008).

2.      Senam Otak (Brain Gym)
a.      Pengertian Senam Otak
Senam otak (Brain Gym) adalah sebuah pelatihan umum yang dikembangkan oleh Paul E. Dennison dan Gail E. Dannison untuk meningkatkan kemampuan otak yaitu dengan melakukan suatu gerakan yang bisa membuat jalinan-jalinan baru di dalam otak seperti yang disebutkan Wikipedia (2009) Brain gym is a commercial training program that claims that any learning challenges can be overcome by finding right movement, the use of which will created new pathways in the brain. Itu artinya senam otak bisa membuat manusia menjadi lebih cerdas. Sebagaimana penelitian yang ada di dunia neurologi yang menjelaskan bahwa kecerdasan seseorang tidak tergantung pada besar kecilnya otak akan tetapi kecerdasan seseorang dilihat pada jalinan di antara sel-selnya/keneksi diantara sel-sel otaknya (Colin Rose, 2003).
Kemampuan otak juga ditunjang salah satunya dengan seberapa banyaknya otak itu digunakan. Jika selurah otak (otak kiri dan otak kanan) terlibat secara aktif maka seseorang akan menjadi semakin lebih mudah dalam belajar (Colin Rose, 2003). Senam otak (brain gym) adalah suatu aktivas yang melibatkan keseluruhan otak.
Brain gym terdiri dari gerakan-gerakan dan aktivitas yang mudah dan menyenangkan, yang telah kami gunakan bersama murid-murid kami di Educational Kinesiology (Edu-K) untuk meningkatkan pengalaman belajar dengan keseluruhan otak. Aktivitas ini membuat semua sistem belajar lebih mudah, terutama efektif dengan kemampuan akademik (Paul E. Dennison dan Gail E. Dennison, 2006:vii).

b.      Manfaat Brain Gym
Manfaat senam otak (brain gym) dikemukakan Parentsguide (2005) bahwa senam otak dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan sebagai dimensi lateralitas, meringankan atau merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak sebagai dimensi pemfokusan, merangsang sistem yang terkait dengan perasaan/emosional (otak tengah/limbis) serta otak besar sebagai dimensi pemusatan (Vera Permata, 2005). Manfaat itu akan sangat berpengaruh terhadap kegiatan seseorang setelahnya. Senam otak (brain gym) akan membuka bagian-bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat sehingga kegiatan belajar/bekerja berlangsung menggunakan seluruh otak (Kartini Sapardjiman, 2007).
Lebih jauh Kartini Sapardjiman (2007) menyatakan mengapa senam otak perlu dilakukan karena
Orang yang sulit belajar akan berusaha sangat keras yang mengakibatkan terjadi stres di otak, sehingga mekanisme integrasi otak melemah dan bagian-bagian otak tertentu kurang berfungsi. Informasi yang diterima di otak bagian belakang sulit diekspresikan, sehingga orang merasa kurang berhasil dan stres akan mengakibatkan semangat belajar dan bekerja berkurang. Dan orang yang kurang belajar dan berusaha, prestasinya akan statis bahkan menurun dan perasaan tidak berhasil semakin bertambah sehingga sulit untuk keluar dari lingkaran negatif itu.
Senam otak membuat otak siswa dan diri siswa dipersiapkan untuk menerima pelajaran. Senam otak akan merangsang otak, dan menjadikan siswa lebih relaks dalam menerima pelajaran sehingga bukanlah bagian otak reptil yang aktif tetapi otak mamalia dan otak neokorteks yang aktif dan siswa siap dalam menerima pelajaran. Karena kedua bagian otak itulah yang bertanggung jawab atas emosi, memori, berpikir interlektual, penalaran, perilaku waras, bahasa dan kecerdasan yang lebih tinggi (Bobby DePorter & Mike Hernacki, 2006). Juga senam otak bisa menjadi semacam ice breaker dan memberikan jeda dalam pelajaran. Pemberian jeda ini memberikan perhatian kepada otak (memori) untuk menyimpan. Seperti diketahui bahwa seseorang itu mudah mengingat bagian awal dan akhir dari sebuah sesi (Bobby DePorter & Mike Hernacki, 2006). Dengan adanya senam otak di sela-sela pelajaran itu artinya terjadi awal dan akhir yang lebih banyak sehingga akan lebih banyak yang dapat diingat.
Adanya berbagai macam manfaat dari senam otak tersebut menunjukkan setidaknya senam otak bisa meningkatkan prestasi belajar siswa dilihat dari sisi: faktor internal, senam otak akan menjadikan siswa siap untuk belajar karena otak sudah dipersiapkan sebelum melakukan pelajaran dan dari faktor eksternal akan terjadi pembelajaran yang menyenangkan dan menghilangkan ketegangan (rileks) karena rasa takut yang terajadi pada saat belajar dapat menghentikan kerja otak dan membuat siswa bertindak menuruti naluri dasar (Bobby DePorter, dkk, 2009). Faktor yang lain yaitu bahwa senam otak banyak gerakan yang menuntut untuk menghirup oksigen ke dalam tubuh yang berarti akan semakin banyak oksigen yang dihirup dan semakin baik otak berfungsi (Bobby DePorter, dkk, 2009).
c.       Strategi Senam Otak untuk Meningkatkan Prestasi  Belajar
Dalam senam otak, ada banyak variasi gerakan yang masing-masing gerakan mempunyai tatacara dan pengaruh tersendiri seperti misalnya ada gerakan-gerakan yang digunakan untuk kecapakan membaca, kecapakan berpikir, kecakapan menulis, kecakapan kesadaran diri dan lain-lain. Gerakan senam otak yang akan dipraktekkan di penelitian ini adalah perpaduan dari gerakan-gerakan tersebut. Gerakan-gerakan tersebut adalah sebagai berikut.
1)      Saklar otak
Gerakan yang dilakukan adalah dengan menggosok dua lekukan kiri dan kanan di bawah pertemuan tulang selangka kiri dan kanan dengan tulang dada. Tangan lain menggosok daerah perut. Mata bergerak ke kiri dan ke kanan, ke atas ke bawah dan memutar dari kiri atas ke kanan atas. Gerakan dilakukan selama 6 kali pernafasan dengan tangan bergantian. Saklar otak bermanfaat untuk kecakapan membaca.
2)      Gerakan silang
Gerakan yang dilakukan adalah ketika kaki kanan menyilang ke kiri, kedua tangan bergerak lurus ke arah kanan. Sebaliknya jika kaki kiri menyilang ke kanan, kedua tangan bergerak lurus ke kiri. Gerakan ini dilakukan dalam hitungan 2 kali 8. Gerakan silang bermanfaat untuk kecakapan membaca, membaca keras-keras, mendengar, bicara jelas, kecakapan belajar, fokus, relaksasi.
3)      8 tidur
Gerakan yang dilakukan adalah mula-mula tubuh berdiri tegak, kepala lurus ke depan, tangan kanan lurus ke depan, ibu jari menghadap ke atas dengan posisi ibu jari kira-kira di depan hidung kemudian menggerakkan tangan ke kiri atas, kiri bawah, kembali ke tengah. Dilanjutkan ke kanan atas, kanan bawah dan kembali ke tengah. Gerakan ini dalam imajinasi kita seolah-olah membentuk angka delapan tidur. Gerakan ini tanpa diikuti gerakan bola mata. Setiap bentuk gerakan sesuai dengan aba-aba guru. Jika guru telah memberi aba-aba 2 kali maka arah gerakan tangan harus berlawanan dengan arah gerakan semula tetapi tetap membentuk angka delapan tidur. 8 Tidur bisa digunakan untuk kecakapan membaca, kecakapan menulis, relaksasi.
4)      Pasang kuda-kuda
Gerakan dimulai dengan kaki terbuka kemudian mengarahkan kaki kanan ke kanan dengan kaki kiri tetap lurus. Selanjutnya menekuk lutut kanan sambil membuang nafas, kemudian ambil nafas sewaktu lutut kanan diluruskan kembali. Pinggul di tarik ke atas. Gerakan ini diulangi 3x kemudian bergantian dengan kaki kiri. Gerakan ini bermanfaat untuk menjawab pertanyan dari apa yang dipelajari.
5)      Pernafasan perut           
Gerakan dilakukan dengan meletakkan tangan di perut kemudian menghembuskan nafas pendek-pendek yang dilanjutkan dengan mengambil nafas dalam dan menghembuskan pelan-pelan seperti balon yang ditiup. Tangan mengikuti gerakan perut, naik saat mengambil nafas dan turun saat membuang nafas. Punggung lebih ditegakkan jika ingin mengambil nafas lebih dalam lagi. Pernafasan perut bermanfaat untuk kecakapan membaca keras-keras.
6)      Gajah
Gerakan dilakukan dengan menekuk lutut sedikit dengan meletakkan telinga di atas bahu, dan tangan direntangkan lurus ke depan kemudian membayangkan tangan menjadi belalai gajah yang menyatu dengan kepala. Gerakan mengikuti 8 Tidur yang terletak agak jauh. Mata diarahkan melewati jari tangan ke kejauhan sambil melakukan gerakan 8 Tidur dari pinggul. Gajah bermanfaat untuk kecakapan berpikir, mendengarkan dan bicara jelas.
7)      Putaran leher
Gerakan dilakukan dengan menundukkan kepala ke depan dan pelan-pelan memutar leher dari satu sisi ke sisi lainnya. Bersama aliran nafas yang terbuang, ketegangan akan berkurang. Gerakan bisa diulangi dengan bahu diturunkan. Putaran leher bermanfaat untuk kecakapan belajar, menjaga kesiapan, kecakapan berfikir, membaca keras-keras.
8)      Mengisi Energi
Gerakan yang dilakukan dengan cara duduk di kursi dengan santai dan meletakkan dahi diantara kedua tangan di atas meja. Menarik nafas yang diikuti kepala mendongak ke atas sambil merasakan seolah-olah udara naik di garis tengah badan ke atas seperti air mancur sampai kepala menjadi tegak. Sambil menghembuskan nafas, air mancur hilang dan kepala bersentuhan lagi dengan meja. Mengisi energi bermanfaat untuk memfokuskan pikiran.
9)      Burung Hantu
Burung hantu dilakukan dengan mengurut (memijat) otot bahu kiri dan kanan. Menarik nafas saat kepala berada di posisi tengah kemudian menghembuskan nafas ke samping atau ke otot yang tegang sambil relaks. Kemudian gerakan diulangi dengan tangan kiri. Burung hantu bermanfaat untuk kecakapan berfikir.
10)  Tombol Bumi
Tombol bumi dilakukan dengan cara meletakkan dua jari di bawah bibir dan tangan yang lain diletakkan di pusar dengan jari menunjuk ke bawah. Gerakan ini kemudian diikuti dengan mata satu memandang garis dari lantai ke loteng dan kembali sambil bernafas dalam-dalam. Tombol bumi bermanfaat untuk relaksasi dan memusatkan mata.

d.      Pelaksanaan Senam Otak (Brain Gym) di Kelas
Sepuluh gerakan di atas dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Gerakan yang harus dilakukan dalam penelitain ini adalah gerakan silang, 8 tidur, gajah, putaran leher, mengisi energi. Gerakan yang lain disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Jika siswa terlihat tegang maka gerakan yang dilakukan adalah gerakan yang bisa membuat siswa relaks, atau jika siswa ingin mengerjakan tugas maka gerakan yang dilakukan adalah gerakan yang berfungsi untuk menjawab pertanyaan. Pada intinya gerakan disesuaikan dengan keadaan siswa. Dengan kebijakan guru, guru bisa menyesuaikan gerakan yang dilakukan sesuai dengan keadaan siswa maupun keadaan pembelajaran.
Senam otak dilaksanakan ketika terdapat mata pelajaran IPA. Adapun garis besar pelaksanaan adalah sebagai berikut.
a.       Pelajaran berlangsung seperti biasa (belum dilakukan senam otak).
b.      Membuat soal untuk siswa yang digunakan sebagai acuan prestasi (kondisi awal penelitian).
c.       Siswa mengerjakan soal tersebut.
d.      Jawaban dikoreksi.
e.       Setelah materi dirasakan cukup oleh guru kelas dan akan dilaksanakan ulangan harian (dengan senam otak) maka siswa akan diberi soal kembali dengan tingkat kesulitan yang hampir sama dengan kondisi awal.
f.       Membandingkan hasil pekerjaan siswa (nilai yang diperoleh siswa) sebelum dan sesudah pelaksanaan senam otak.
g.      Melihat target pencapaian. Jika target peningkatan 5% sudah tercapai dalam siklus I maka penelitian dihentikan dan  dinyatakan berhasil. Jika pada siklus I target belum tercapai, dilanjutkan ke siklus II.


B.   Hipotesis Tindakan
Dengan senam otak dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan.


 BAB III
METODE PENELITIAN

A.   Jenis Penelitan
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan peneliti sebagai pengamat (kolaboratif). Guru bertindak sebagai pengajar sekaligus komando pelaksanaan senam otak. Peneliti bertindak sebagai pengamat jalannya senam otak termasuk di dalamnya membetulkan gerakan siswa yang masih salah.
B.   Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kedungpomahan Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo, dengan pertimbangan peneliti bekerja sama dengan guru di sekolah ini. Peneliti bertindak sebagai pengamat (kolaborasi) sedang yang bertindak sebagai guru adalah guru kelas. Waktu penelitian berlangsung selama bulan Januari 2010 sampai dengan Maret 2010.

C.   Populasi dan Sampel Penelitian

23
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V semester genap SD Negeri 2 Kedungpomahan tahun pelajaran 2009/2010 yang berlokasi di jalan Kemiri Pakisarum 8 Kedungpomahan Kulon kecamatan Kemiri kabupaten Purworejo. Jumlah siswa pada kelas tersebut adalah 14 siswa yang terdiri dari 7 siswa putra dan 7 siswa putri.

D.   Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan empat metode yaitu observasi, angket, tes dan wawancara tertulis.
1.      Observasi
Dilakukan melalui pengamatan langsung peristiwa atau kegiatan yang terjadi selama proses belajar mengajar. Disediakan lembar observasi tentang hal-hal yang diamati.
2.      Angket
Angket berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa tentang senam otak untuk mengetahui suasana pembelajaran, konsentrasi siswa, dan kecapakan belajar siswa.
3.      Tes
Berupa soal yang diberikan kepada siswa dengan pertimbangan dari guru kelas. Nilai siswa sebelum dilakukan senam otak (prasiklus) akan dibandingkan dengan nilai siswa setelah dilaksanakan senam otak (siklus). Fokus keberhasilan penelitian dilihat dari kenaikan nilai rata-rata siswa, bukan dari kenaikan nilai masing-masing siswa.
4.      Wawancara tertulis
Berupa pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk diisi sesuai dengan apa yang mereka rasakan/ketahui.



E.   Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal-soal yang dibuat oleh guru kelas untuk dikerjakan siswa pada prasiklus dan siklus. Penelitian ini juga menggunakan angket dan wawancara tertulis untuk mengetahui keadaan siswa dengan adanya senam otak.

F.    Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif persentase yang dianalisis secara kuantitatif dengan membandingkan nilai rata-rata yang berhasil dihimpun sebelum dan sesudah dilakukan senam otak.

G.  Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus dengan diawali prasiklus berupa kegiatan belajar mengajar seperti biasa dan pemberian soal untuk mengetahui prestasi siswa yang dituangkan dalam bentuk angka (nilai) sebelum diadakan senam otak. Setelah prasiklus dilaksanakan akan dilanjutkan dengan siklus I dan siklus II sambil melihat hasil yang dicapai.
Setelah kegiatan prasiklus dilaksanakan dan memperoleh hasil yang didapatkan siswa maka penelitian akan dilanjutkan kepada siklus penelitian. Satu siklus terdiri dari 4 kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, obeservasi dan refleksi.
a.       Siklus I
1.    Perencaan
Tahap perencanaan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1)      Mengawali pelajaran seperti biasa.
2)      Di sela-sela pelajaran diadakan senam otak sesuai dengan kondisi siswa.
3)      Pelajaran berlangsung seperti biasa.
4)      Membuat instrumen tes/soal untuk dikerjakan siswa sesuai dengan materi yang diajarkan.
5)      Menyiapkan angket dan wawancara tertulis untuk mengetahui keadaan siswa
2.    Tindakan
1)      Siswa melaksanakan senam otak pada jam pelajaran IPA yang dibimbing oleh guru kelas, peneliti sebagai pengamat.
2)      Setelah materi dirasa cukup oleh guru (dengan pelaksanaan senam otak) siswa akan kembali mengerjakan soal yang telah dibuat guru.
3)      Menyebarkan angket dan wawancara tertulis untuk diisi siswa di akhir siklus.
4)      Membandingkan prestasi yang telah dicapai dengan prestasi acuan.
3.    Observasi
1)      Mengamati pelaksanaan senam otak
2)      Mengamati apa yang dilaksanakan siswa
3)      Mengamati apa yang terjadi pada siswa
4.    Refleksi
1)      Mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
2)      Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan senam otak.
3)      Membandingkan nilai yang didapat dari kegiatan prasiklus dengan siklus I.
4)      Melihat nilai siswa apakah sudah tuntas menurut standar KKM (nilai KKM 60).
5)      Melihat target pencapaian apakah target 5 % peningkatan tercapai atau belum. Jika target telah tercapai maka penelitian dihentikan dan penelitian dinyatakan berhasil. Jika target belum tercapai maka penelitian dilanjutkan ke siklus II.
b.      Sikus II
1.    Perencanaan
1)      Melaksanakan pelajaran seperti biasa.
2)      Di sela-sela pelajaran diadakan senam otak sesuai dengan kondisi siswa.
3)      Pelajaran berlangsung seperti biasa.
4)      Membuat instrumen tes/soal untuk dikerjakan siswa sesuai dengan materi yang diajarkan.
5)      Menyiapkan angket dan wawancara tertulis untuk mengetahui keadaan siswa.
2.    Tindakan
1)      Siswa melaksanakan senam otak pada jam pelajaran IPA yang dibimbing oleh guru kelas, peneliti sebagai pengamat.
2)      Setelah materi dirasa cukup oleh guru (dengan pelaksanaan senam otak) siswa akan kembali mengerjakan soal yang telah dibuat guru.
3)      Menyebarkan angket dan wawancara tertulis untuk diisi siswa di akhir siklus.
4)      Membandingkan prestasi yang telah dicapai dengan prestasi acuan (prestasi pada prasiklus).
3.    Observasi
1)      Mengamati pelaksanaan senam otak.
2)      Mengamati apa yang dilaksanakan siswa.
3)      Mengamati apa yang terjadi pada siswa.
4.    Refleksi
1)      Mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
2)      Membandingkan jawaban siswa pada siklus II dengan prasiklus. Jika target 5% peningkatan telah tercapai maka penelitian selesai/berhasil.
3)      Melihat nilai siswa apakah sudah tuntas menurut standar KKM (nilai KKM 60).
4)      Jika target pada siklus II tidak memenuhi target peningkatan 5% maka penelitian dilanjutkan ke siklus III.

H.  Indikator Penelitian
Penelitian/siklus dihentikan jika telah terjadi peningkatan prestasi belajar minimal 5% dengan pertimbangan karena dalam penelitian Woelan Handadari (2006) disebutkan bahwa senam otak yang dilakukan memiliki pengaruh pada peningkatan konsentrasi, namun tidak berpengaruh pada kemampuan memahami, mengingat dan menanggapi materi perkuliahan.


 BAB IV
HASIL PENELITIAN


A.   Prasiklus
1.      Observasi dan Tindakan Awal
Sebelum melaksanakan tindakan yang berupa senam otak, peneliti terlebih dahulu melakukan pengamatan (observasi) awal dan penyebaran angket untuk diisi siswa. Guru diberikan lembar observasi untuk mengetahui keadaan siswa selama pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal sebelum dilaksanakan senam otak. Peneliti memperkenalkan diri kepada siswa dan juga sedikit memperkenalkan senam otak kepada siswa-siswa dan penjelasan manfaat senam otak.
Materi yang diajarkan dalam prasiklus adalah materi tentang Gaya. Kegiatan prasiklus diakhiri dengan observasi, penyebaran angket dan ulangan harian yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 65,9 dengan rincian 5 siswa di bawah nilai KKM dan 9 siswa di atas nilai KKM. Perolehan nilai siswa adalah sebagai berikut.
Tabel 1
Daftar Nilai Kegiatan Prasiklus
No
Nama Siswa
Nilai
KKM
1
Eka Septi Hairul Dewi
50
Tidak Tuntas
2

30
Riyas Wahyu Setyawan
93
Tuntas
3
Shodikin
90
Tuntas
4
Yulianah
66
Tuntas
5
Arum Wiji
63
Tuntas
6
Dewi Listia Ningsih
53
Tidak Tuntas
7
Eka Nahdiatul Fitri
62
Tuntas
8
Kriswanto
48
Tidak Tuntas
9
Refai Catur Arbain
82
Tuntas
10
Sekti Aji Pramono
70
Tuntas
11
Tohirotun Niza
80
Tuntas
12
Wanda Sri Parindra Wati
43
Tidak Tuntas
13
Yatiman
55
Tidak Tuntas
14
Yuli Riyan Hidayat
68
Tuntas
Jumlah
923

Rata-rata
65,9286


Berdasarkan hasil observasi awal tersebut didapatkan bahwa pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan sudah cukup hidup. Siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru dengan antusias dan kelas sudah cukup hidup. Interaksi antara guru dan siswa sudah berjalan dengan baik. Guru bisa merangsang kelas untuk aktif berpartisipasi dalam pelajaran, hanya ada beberapa anak yang tidak begitu memperhatikan. Secara umum pembelajaran sudah cukup baik.
2.      Refleksi awal
Berdasarkan hasil observasi tersebut maka dapat diketahui bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan menarik. Sudah terjadi interaksi antara guru dan siswa dan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Peneliti ingin berusaha meningkatkan kegiatan pembelajaran tersebut agar lebih menarik, lebih mudah dalam menerima pelajaran dan lebih mudah dalam kegiatan mengingat.
Usaha yang peneliti lakukan adalah dengan menggunakan senam otak. Otak siswa dan diri siswa akan dipersiapkan untuk menerima pelajaran. Senam otak merangsang otak, dan menjadikan siswa lebih relaks dalam menerima pelajaran sehingga bukanlah bagian otak reptil yang aktif tetapi otak neokorteks yang aktif dan siswa siap dalam menerima pelajaran. Juga senam otak bisa menjadi semacam ice breaker dan memberikan jeda dalam pelajaran. Pemberian jeda ini memberikan perhatian kepada memori otak untuk menyimpan seperti diketahui bahwa otak mudah mengingat bagian awal dan akhir dari sebuah sesi. Dengan adanya senam otak di sela-sela pelajaran itu artinya terjadi awal dan akhir yang lebih banyak sehingga akan lebih banyak yang kita ingat.
B.   Siklus I
Pada siklus I ini terdiri atas beberapa tahap sesuai siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu perencanaan I, pelaksanaan tindakan I, Observasi I dan Refleksi I.
1.      Perencanaan Tindakan I
Tahap perencanaan meliputi.
1)      Merencanakan pelajaran seperti biasa.
2)      Di sela-sela pelajaran diadakan senam otak sesuai dengan kondisi siswa.
3)      Pelajaran berlangsung seperti biasa.
4)      Membuat instrumen tes/soal untuk dikerjakan siswa sesuai dengan materi yang diajarkan.
5)      Melihat nilai siswa apakah sudah tuntas menurut standar KKM (nilai KKM 60)
6)      Menyiapkan angket dan wawancara tertulis untuk mengetahui keadaan siswa
2.      Pelaksanaan Tindakan I
Berdasarkan perencanaan yang dilakukan, selanjutnya dilakasanakan senam otak. Pelaksanaan senam otak dimulai pertama kali pada hari Sabtu 30 Januari 2010. Senam otak dilaksanakan kurang lebih 30 menit setelah pelajaran dimulai. Materi pelajaran yang diajarkan adalah pesawat sederhana. Senam otak dilaksanakan setiap hari selasa dan hari sabtu. Untuk pelaksanaan hari sabtu dilakukan setelah pelajaran berlangsung cukup lama karena pertimbangan pembuatan jeda dan mengurangi ketegangan. Sedang pada hari selasa karena keadaan siswa pada jam pertama ada pelajaran olahraga dan pelajaran IPA terjadi di jam-jam akhir dan sebelum pelajaran IPA adalah matematika maka kadang-kadang senam otak diawali sebelum pelajaran IPA atau di sela-sela pelajaran, dengan melihat keadaan siswa.
Dalam pelaksanaan senam otak, peneliti berkeliling untuk mengontrol kegiatan yang dilakukan siswa, apabila ada kesalahan peneliti membetulkan gerakan mereka. Senam otak dipandu oleh guru kelas.
Untuk lebih rinci tentang kegiatan senam otak adalah sebagai berikut.

Tabel 2
Pelaksanaan Siklus I
No
Hari, tanggal
Gerakan yang dilakukan
Keterangan
1.
Sabtu 30 Januari 2010
Gerakan silang
Mengisi energi
·   Senam otak dimulai setelah kurang lebih 30 menit pelajaran dimulai.
·   Waktu pelaksanaan senam otak kurang lebih selama 5 menit.
·   Gerakan silang masih banyak yang cukup salah melakukannya. Ketika kaki kanan yang bergerak seharusnya tangan kiri yang bergerak.
·   Mengisi energi juga masih cukup banyak yang salah, kesalahan yang terjadi yaitu nafas habis sebelum kepala mendongak ke atas.
·   Gerakan yang lain tidak dilakukan karena pertimbangan guru.
2.
Selasa 2 Februari 2010
Gerakan silang
8 tidur
Burung hantu
Gajah
Kuda-kuda
Pernafasan perut
·   Senam otak dimulai sebelum pelajaran di mulai.
·   Senam otak berlangsung selama kurang lebih 15 menit.
·   Gerakan silang masih ada sebagian yang melakukan kesalahan.
·   Gerakan yang lain sedikit terjadi kesalahan karena gerakannya cukup mudah.
3.
Sabtu tanggal 6 Februari 2010
Gerakan silang
8 tidur
Gajah
Putaran leher
Pernafasan perut
Saklar otak
Burung hantu
Tombol bumi
Mengisi energi
·   Senam otak dimulai setelah kurang lebih 30 menit pelajaran.
·   Waktu pelaksanaan senam otak selama kurang lebih 15 menit.
·   Gerakan yang dilakukan sudah cukup baik.

4.
Selasa, 9 Februari 2010
Gerakan silang
8 tidur
Gajah
Burung hantu
Putaran leher
Mengisi energi
·   Senam otak dimulai kurang lebih 15 menit setelah pelajaran dimulai.
·   Waktu yang dibutuhkan kurang lebih 8 menit.
·   Gerakan yang dilakukan sudah cukup baik.
5.
Sabtu, 13 Februari 2010
Tidak ada senam otak
Ulangan harian materi pesawat sederhana.

3.      Observasi I
Selama pelaksanaan tindakan I, hasil yang bisa diperoleh adalah.
a.       Ada sebagian siswa yang belum sempurna melaksanakan senam otak. Hal ini wajar karena peneliti tidak menyediakan waktu khusus untuk latihan senam otak di luar jam pelajaran. Pertimbangannya karena kasihan kepada siswa, juga karena senam otak adalah kegiatan yang mudah sehingga tidak perlu waktu khusus untuk mempelajarinya.
b.      Siswa tampak lebih relaks dalam mengikuti pelajaran.
c.       Berdasarkan lembar observasi, siswa terlihat bergembira ketika pelaksanaan senam otak.
d.      Berdasarkan wawancara tertulis sebagian siswa menyatakan bahwa senam otak adalah kegiatan yang menyenangkan dan membuat badan menjadi segar.
Nilai yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut.
Tabel 3
Daftar Nilai Siklus I
No
Nama Siswa
Nilai
KKM
1
Eka Septi Hairul Dewi
74
Tuntas
2
Riyas Wahyu Setyawan
96
Tuntas
3
Shodikin
86
Tuntas
4
Yulianah
64
Tuntas
5
Arum Wiji
76
Tuntas
6
Dewi Listia Ningsih
74
Tuntas
7
Eka Nahdiatul Fitri
68
Tuntas
8
Kriswanto
82
Tuntas
9
Refai Catur Arbain
80
Tuntas
10
Sekti Aji Pramono
72
Tuntas
11
Tohirotun Niza
96
Tuntas
12
Wanda Sri Parindra Wati
72
Tuntas
13
Yatiman
58
Tidak Tuntas
14
Yuli Riyan Hidayat
74
Tuntas
Jumlah
1072

Rata-rata
76,5714


4.      Refleksi I
Berdasarkan data yang diperoleh terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar:
                         %
Pada siklus ini terjadi kenaikan 16,14% peningkatan prestasi belajar dari kondisi awal (prasiklus). Dalam siklus I terjadi juga penurunan jumlah siswa yang tidak tuntas dalam dalam belajar dari 5 siswa yang tidak tuntas mencapai KKM menjadi 1 orang siswa saja yang tidak tuntas KKM. Dengan terlampauinya target penelitian ini maka penelitian dihentikan dan dinyatakan berhasil.
C.   Pembahasan
Pelaksanaan senam otak di kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan semester genap tahun pelajaran 2009/2010 berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari hasil belajar yang menunjukkan peningkatan dari kegiatan prasiklus ke siklus I. Dalam kegiatan awal (prasiklus) jumlah siswa yang tidak tuntas KKM ada 5 siswa dan terjadi penurunan pada siklus I menjadi 1  anak.
Peningkatan ini kemungkinan disebabkan karena.
a.       Terjadi banyak jeda dalam pelaksanaan senam otak sehingga lebih banyak bagian awal dan akhir dari pelajaran, hal ini menyebabkan banyak yang bisa diingat oleh siswa.
b.      Otak siswa siap untuk menerima pelajaran.
c.       Siswa relaks dalam menerima pelajaran.
d.      Otak berfungsi lebih baik karena oksigen yang dihirup menjadi semakin lebih banyak.
e.       Konsentrasi siswa lebih baik dari sebelum senam otak.
f.       Kecakapan belajar siswa meningkat dari sebelum senam otak.
1.         Hasil Angket
Berdasarkan angket yang disebarkan, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.
a.         Angket prosentasi jumlah siswa tentang suasana belajar dari prasiklus ke siklus I
1)   Saya senang belajar IPA di sekolah/kelas. Untuk jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu tetap pada 0%. Untuk jawaban setuju meningkat dari 7,14% menjadi 28,57%. Untuk jawaban setuju sekali turun dari 92,86% menjadi 71,43%.
2)   Saya tegang selama pelajaran IPA di kelas. Untuk jawaban sangat tidak setuju turun dari 14,29% menjadi 0%. Untuk jawaban tidak setuju naik dari 28,57% menjadi 35,71%. Untuk jawaban ragu-ragu turun dari 28,57% menjadi 14,29%. Untuk jawaban setuju tetap pada 14,29%. Untuk jawaban setuju sekali naik dari 14,29% menjadi 35,71%.
3)   Saya bosan jika mengikuti pelajaran IPA di kelas. Untuk jawaban sangat tidak setuju turun dari 57,14% menjadi 35,71%. Untuk jawaban tidak setuju naik dari 42,86% menjadi 64,29%. Untuk jawaban ragu-ragu, setuju, dan setuju sekali tetap pada 0%.
4)   Saya selalu siap untuk menerima pelajaran IPA di kelas. Untuk jawaban sangat tidak setuju naik dari 0% menjadi 7,14%. Untuk jawaban tidak setuju tetap pada 0%. Untuk jawaban ragu-ragu turun dari 7,14% menjadi 0%. Untuk jawaban setuju naik dari 14,29% menjadi 21,43%. Untuk jawaban sangat setuju turun dari 78,57% menjadi 71,43%.
5)   Aku bersemangat untuk belajar IPA di kelas. Untuk jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, dan ragu-ragu tetap pada 0%. Untuk jawaban setuju tetap pada 14,29%. Untuk jawaban sangat setuju juga tetap pada 85,71%.
Secara umum berdasarkan perhitungan angket, untuk suasana belajar berubah menjadi lebih tidak menyenangkan dari kondisi awal.
b.        Angket prosentase jumlah siswa tentang konsentrasi siswa dari prasiklus ke siklus I.
1)   Di luar kelas sepertinya tidak ada kejadian apa-apa. Untuk jawaban sangat tidak setuju tetap pada 14,29%. Untuk jawaban tidak setuju turun dari 14,29% menjadi 7,14%. Untuk jawaban ragu-ragu naik dari 14,29% menjadi 21,43%. Untuk jawaban setuju naik dari 21,43% menjadi 28,57%. Untuk jawaban sangat setuju turun dari 35,71% menjadi 28,57%.
2)   Saya selalu melihat kepada pak Dwi waktu beliau mengajar IPA. Untuk jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju tetap pada 0%. Untuk jawaban ragu-ragu naik dari 0% menjadi 14,29%. Untuk jawaban setuju naik dari 21,43% menjadi 28,57%. Untuk jawaban sangat setuju turun dari 78,57% menjadi 57,14%.
3)   Saya tidak pernah melamun. Untuk jawaban sangat tidak setuju turun dari 14,29% menjadi 7,14%. Untuk jawaban tidak setuju turun dari 21,43% menjadi 7,14%. Untuk jawaban ragu-ragu turun dari 14,29% menjadi 0%. Untuk jawaban setuju naik dari 14,29% menjadi 21,43%. Untuk jawaban sangat setuju 35,71% menjadi 64,29%.
4)   Saya selalu mendengar dengan jelas ketika pak Dwi menjelaskan pelajaran IPA . Untuk jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju tetap pada 0%. Untuk jawaban ragu-ragu turun dari 7,14% menjadi 0%. Untuk jawaban setuju turun dari 28,57% menjadi 21,43%. Untuk jawaban sangat setuju naik dari 64,29% menjadi 78,57%.
5)   Saya selalu tahu apa yang dikatakan/diajarkan pak Dwi selama belajar IPA. Untuk jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu tetap pada 0%. Untuk jawaban setuju tetap pada 35,71%. Untuk jawaban sangat setuju tetap pada 64,29%.
Secara umum bisa dikatakan bahwa konsentrasi siswa meningkat dari prasiklus ke siklus I.
c.         Angket prosentase jumlah siswa tentang kecakapan belajar.
1)   Saat ini saya mudah memahami pelajarn IPA di kelas. Untuk jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu tetap pada 0%. Untuk jawaban setuju naik dari 7,14% menjadi 35,71%. Untuk jawaban sangat setuju turun dari 92,86% menjadi 64,29%.
2)   Soal-soal IPA mudah untuk dikerjakan. Untuk jawaban sangat tidak setuju tetap pada 0%. Untuk jawaban tidak setuju naik dari 0% menjadi 7,14%. Untuk jawaban ragu-ragu tetap pada 7,14%. Untuk jawaban setuju tetap pada 21,43%. Untuk jawaban sangat setuju turun dari 71,43% menjadi 64,29%.
3)   Saya bisa memahami bacaan yang saya baca. Untuk jawaban sangat tidak setuju tetap pada 7,14%. Untuk jawaban tidak setuju turun dari 7,14% menjadi 0%. Untuk jawaban ragu-ragu turun dari 14,29% menjadi 7,14%. Untuk jawaban setuju turun dari 42,86% menjadi 21,43%. Untuk jawaban sangat setuju naik dari 28,57% menjadi 64,29%.
4)   Pelajaran IPA rasanya sulit buat saya. Untuk jawaban sangat tidak setuju naik dari 14,29% menjadi 28,57%. Untuk jawaban tidak setuju turun dari 42,86% menjadi 35,71%. Untuk jawaban ragu-ragu turun dari 28,57% menjadi 21,43%. Untuk jawaban setuju naik dari 7,14% menjadi 14,29%. Untuk jawaban sangat setuju turun dari 7,14% menjadi 0%.
5)   Saya bisa mengingat pelajaran yang kemarin diterangkan. Untuk jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju tetap pada 0%. Untuk jawaban ragu-ragu turun dari 21,43% menjadi 7,14%. Untuk jawaban setuju tetap pada 35,71%. Untuk jawaban sangat setuju naik dari 42,86% menjadi menjadi 57,14%.
6)   Mudah bagi saya untuk menghitung angka. Untuk jawaban sangat tidak setuju naik dari 0% menjadi 7,14%. Untuk jawaban tidak setuju turun dari 7,14% menjadi 0%. Untuk jawaban ragu-ragu naik dari 0% menjadi 7,14%. Untuk jawaban setuju tetap pada 21,43%. Untuk jawaban sangat setuju turun dari 71,43% menjadi 64,29%.
Secara umum dapat disimpulkan kecakapan belajar siswa meningkat dari prasiklus ke siklus I.
2.         Wawancara Tertulis
Hasil yang diperoleh dari wawancara tertulis adalah sebagai berikut.
a.       Apakah adik-adik senang dengan senam otak? Kalau iya kenapa? 11 siswa menjawab senang dengan alasan yang peneliti ambil agar bisa menerima pelajaran, 1 siswa menjawab lumayan karena segar, 2 siswa menjawab dengan jawaban lain yang tidak ada kaitannya dengan senam otak.  
b.      Gerakan seperti apa yang adik-adik sukai? Gerakan silang disukai oleh 1 anak, 8 tidur oleh 4 anak, pernafasan perut 1 anak, kuda-kuda 8 anak dan mengisi energi 1 anak.
c.       Apa yang adik-adik rasakan saat selesai senam otak? Pusing, capek, segar, siap menerima pelajaran atau yang lain? 1 siswa menjawab capek, 7 siswa menjawab segar, 9 siswa menjawab siap menerima pelajaran.
d.      Dalam menerima pelajaran, ada bedanya ga sebelum dan sesudah senam otak? 11 siswa menjawab ada, 1 siswa menjawab tidak, 2 siswa tidak menjawab dengan tepat.
e.       Satu kata untuk senam otak! 2 siswa menulis kata senang, 1 siswa menulis kata lucu, 1 siswa menulis kata indah, 1 siswa menulis segar dan siap, 4 siswa menjawab segar, 2 siswa tidak menjawab sesuai yang diminta, 2 siswa menjawab sangat menyenangkan.

3.         Lembar obsevasi
Lembar observasi yang diperoleh disimpulkan bahwa tidak begitu terjadi perbedaan antara prasiklus dan siklus I dalam hal kondisi pelaksanaan pembelajaran. Siswa tetap terlihat aktif baik sebelum maupun sesudah senam otak, sesekali siswa terlihat memperhatikan, sesekali juga tidak memperhatikan. Begitu juga dengan situasi umum kondisi pelajaran, kegiatan belajar berjalan dengan interaktif dan hidup. Hasil wawancara secara lisan dengan pak Dwi Wijayanto, beliau mengatakan bahwa senam otak membuat beliau lebih relaks dalam menghadapi siswa-siswanya.

 BAB V
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah senam otak dapat meningkatkan prestasi belajar fisika siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan kecamatan Kemiri kabupaten Purworejo minimal sebesar 5% dari kondisi awal hal ini disebabkan karena senam otak dapat meningkatkan konsentrasi belajar IPA, senam otak dapat meningkatkan kecakapan belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan kecamatan Kemiri kabupaten Purworejo.

B.   Saran
Sebagai konsekuensi dari penelitian ini maka ada beberapa saran yang peneliti kemukankan pada pembaca sebagai berikut.
1.      Bagi guru kelas V SD Negeri 2 Kedungpomahan
Senam otak bisa diterapkan di kelas ketika pelajaran berlangsung agar suasana belajar menjadi relaks, banyak jeda dan otak siap untuk menerima pelajaran.
2.      Bagi siswa

46
Siswa bisa melaksanakan senam otak sendiri ketika mereka sedang dilanda masalah belajar. Ketika mereka sedang butuh rileks atau sedang ingin melaksanakan kegiatan yang menuntut otak untuk bekerja sesuai dengan manfaat dari gerakan senam otak yang dilaksanakan.
3.      Bagi Sekolah
Memberikan kesempatan kepada guru untuk menerapkan senam otak dalam pembelajaran di kelas. 
4.      Bagi penelitian berikutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh senam otak pada kelompok siswa yang lain.

  DAFTAR PUSTAKA

Abu   Muhammad    Ibnu   Abdullah.   2008.   Prestasi Belajar.  http://spesialis-
torch.com/content/view/120/29/. Diakses tanggal 2 Januari 2010

Aloysia Alfra Phalestie. 2010. Prestasi Kerja. http://rumahbelajarpsikologi.com/
index.php/prestasi-kerja.html. diakses tanggal 2 Januari 2010.

Bobby DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie. 2009.  Quantum Teaching:
mempraktekkan quantum teaching di kelas-kelas. Bandung: Kaifa

Bobby  DePorter  dan  Mike Hernacki.  2006.  Quatum  Learning:  Membiasakan
belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung: Kaifa

Colin  Rose.  2003.  Kuasai  Lebih  Cepat:  Buku  Pintar  Accelaerated  Learning.
Bandung: Kaifa.

Doantara Yasa. 2008. Aktivitas dan Prestasi Belajar. http://ipotes.wordpress.com/

2008/05/24/prestasi-belajar/. Diakses tanggal 2 Januari 2010.


Hadi Suwono. 2009. Lingkungan Kelas yang Kondusif. http ://hadisuwono. blogspot. com / 2009/ 05/ lingkungan – kelas – yang - kondu sif.html. Diakses tanggal 2 Januari 2010.

Kartini    Sapardjiman.   2007.   Brain   Gym   (Senam   Otak).   http://atikofianti.
wordpress.com/2007/12/05/health-brain-gym-senam-otak/

Mitra  Arnold.  2008.  Penyampaian  Konsep  Fisika  yang   Sering  Keliru   pada

Pendidikan  Dasar.     http://jeperis.blogspot.com/2008/01/ penyampaian-

konsep-fisika-yang-sering.html. diakses tanggal 2 Januari 2010.


Paul E. Dennison dan Gail E. Dennison. 2006. Brain Gym: Senam otak. Jakarta:
Gramedia

Ridwan. 2008.  Ketercapaian Prestasi Belajar.  http://ridwan202.wordpress.com/
2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/. Diakses tanggal 2 Januari 2010

 

Sidiarto Kusumoputro, Lily D. Sidiarto, Samino, dkk.  2003.  Kiat panjang umur
Dengan  gerak  dan  latihan  otak:  brain  movement and exercise. Jakarta:

48
Universitas Indonesia (UI-press)

 

Sunartombs.  2009.  Pengertian  Prestasi  Belajar.  http://sunartombs.wordpress.

com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/.  Diakses  tanggal  2  Januari

2010


Vera Permata. 2005. Senam Otak, Penyegar Pikiran. http://verapermata.multiply.
com/journal/item/92

 

Wikibooks  Indonesia.   2009.  Fisika  itu  Mudah.   http://id.wikibooks.org/wiki/

Fisika_itu_mudah/Pendahuluan. diakses tanggal 2 Januari 2010

 

Wikipedia.  2008.   Brain Gym.   http://en.wikipedia.org/wiki/Brain_Gym diakses
tanggal 7 Oktober 2009

Woelan  Handadari.  2006.  Peran  Educational  Kinesiology  (Senam Otak) Pada
Kemampuan  Belajar  Mahasiswa  Psikologi  Unair:  Suatu  Studi   Kasus.
http:// www. adln. lib. unair. ac. id/ go. php?id= gdlhub -gdl-res-2006-handadariw-406&PHPSESSID=cb25ae85f276653c1c0715dce4d1b37a

Zulkarnaini.   2008.   Pola   Pelaksanaan   Pendidikan   Berorientasi  Kecakapan
Hidup (life  skill  educaion).   http://zulkarnainidiran.wordpress.com/2008/
11/28/ pola- pelaksanan- pendidikan- berorientasi- kecakapan- hidup- life-
skill-educaion/. Diakses tanggal 15 Januari 2010


 Lampiran 1
SOAL-SOAL PRASIKLUS

A.        Soal uraian ganda.
1.      Bahan-bahan di bawah ini yang dapat ditarik magnet adalah...


a.       Kaca timah seng
b.      Besi baja serbuk besi
c.       Emas paku intan
d.      Kuningan emas perak


2.      Daerah B pada gambar di bawah ini menunjukkan...
a.       Medan magnet
b.      Garis gaya magnet
c.       Elektromagnet
d.      Pusat magnet
3.      Gambar di bawah ini yang merupakan magnet ladam adalah nomor...
a.       1
b.      2
c.       3
d.      5
4.      Dinamo sepeda menggunakan magnet berbentuk...


a.       U
b.      Tabung
c.       Ladam
d.      Batang


5.      Menurut sifat magnet, percobaan seperti gambar di bawah ini yang benar adalah...
a.       Gambar I
b.      Gambar II
c.       Gambar III
d.      Gambar IV
6.      Berdasarkan asal-usulnya magnet dibedakan menjadi dua jenis yaitu...


a.       Magnet asli dan imitasi
b.      Magnet lama dan baru
c.       Magnet alam dan buatan
d.      Magnet batang dan jarum


7.      Pembuatan magnet seperti gambar di samping dilakukan secara...
a.       Gosokan
b.      Induksi
c.       Elektromagnet
d.      Imbas
8.      Pada kompas digunakan magnet...


a.       U
b.      Jarum
c.       Batang
d.      Ladam


9.      Gaya yang ditimbulkan oleh magnet digambarkan dengan ...


a.       Garis lurus
b.      Garis gaya
c.       Garis lengkung
d.      Garis magnet


10.  Suatu magnet yang digambarkan dengan garis gaya yang banyak berarti medan magnetnya ...


a.       Kuat
b.      Lemah
c.       Bersifat sementara
d.      Banyak


11.  Medan magnet yang dibuat dengan cara aliran listrik disebut ...


a.       Elektromagnet
b.      Magnet ladam
c.       Feromagnetik
d.      Diamagnetik


12.  Manfaat magnet jarum dalam kehidupan sehari-hari antara lain untuk ...


a.       Membuat bel listrik
b.      Menggerakkan motor listrik
c.       Menggerakkan kipas angin
d.      Membuat kompas


13.  Apabila sebuah magnet batang dibagi menjadi dua bagian maka masing-masing bagian mempunyai ...


a.       1 kutub
b.      2 kutub
c.       3 kutub
d.      4 kutub


14.  Magnet yang kuat terbuat dari ...


a.       Baja
b.      Besi
c.       Tembaga
d.      Kuningan


15.  Jarum yang berwarna merah pada kompas menunjukkan arah ...


a.       Utara
b.      Selatan
c.       Timur
d.      Barat


16.  Gaya yang ditimbulkan oleh tarikan magnet disebut gaya ...


a.       Gravitasi
b.      Listrik statis
c.       Magnet
d.      Gesekan


17.  Buah kelapa jatuh dari pohon ke bawah akibat pengaruh gaya ...


a.       Magnet
b.      Gravitasi bumi
c.       Listrik statis
d.      Mesin


18.  Manfaat utama gaya gravitasi adalah ...
a.       Menahan segala benda tetap berada di bumi
b.      Menghentikan benda yang sedang bergerak
c.       Menunjukkan kutub utara dan kutub selatan bumi
d.      Mengurangi gaya gesekan antara dua permukaan benda
19.  Orang yang bisa terbebas dari tarikan gaya gravitasi karena berada di ruang angkasa disebut ...


a.       Olahragawan
b.      Penerjun payung
c.       Astronom
d.      Astronot


20.  Di udara, benda yang luas permukaannya besar akan jatuh lebih lambat daripada benda yang luas permukaannya kecil karena ...
a.       Gaya gravitasinya lebih kecil
b.      Gaya hambatan udara lebih besar
c.       Benda yang luas lebih berat
d.      Benda yang kecil beratnya lebih ringan
21.  Jika kita menendang bola di permukaan tanah, maka pada suatu saat bola berhenti. Hal ini terjadi karena bola mendapat ...


a.       Gaya mesin
b.      Gaya gesekan
c.       Gaya Listrik statis 
d.      Gaya pegas


22.  Gaya ... terjadi saat kita mengasah pisau.


a.       Listrik statis
b.      Gravitasi
c.       Gesekan
d.      Pegas


23.  Permukaan benda yang kasar akan memperbesar gaya ...


a.       Magnet
b.      Gravitasi
c.       Gesekan
d.      Listrik statis


24.  Gaya yang bekerja pada ban mobil yang sedang direm adalah ...


a.       Gesekan
b.      Panas
c.       Kecepatan
d.      Tekanan


25.  Cara berikut mengurangi gaya gesekan kecuali menggunakan ...


a.       Pul atau paku-paku
b.      Bantalan peluru
c.       Minyak pelumas
d.      Roda


B.        Jawablah pertanyaan ini dengan tepat!
1.      Benda yang dapat ditarik magnet disebut ...
2.      Gambarkan magnet bentuk batang!
3.      Apabila dua kutub magnet yang sama didekatkan akan ....
4.      Pembuatan magnet dengan cara menempelkan magnet dengan benda magnetis disebut membuat magnet dengan ...
5.      Daerah di sekitar magnet yang masih dapat dipengaruhi oleh gaya maget disebut ...
6.      Semakin halus muka permukaan, gaya gesekan yang terjadi semakin ...
7.      Gaya tarik bumi disebut juga ...
8.      Baja mempunyai sifat magnet yang kuat sehingga baja termasuk ...
9.      Pada ban mobil dibuat beralur yang bertujuan untuk ...
10.  Alat yang digunakan untuk mengangkat tumpukan besi rongsokan logam, dibuat dari magnet yang dibuat secara ...

C.        Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1.      Sebutan 3 cara memperkecil gaya gesekan!
2.      Sebutkan 3 faktor yang mempengaruhi kecepatan jatuhnya benda yang sama!
3.      Sebutkan 3 kerugian gaya gesekan!
4.      Sebutkan 3 cara membuat magnet!
5.      Sebutkan 3 bahan yang dapat menjadi magnet!









Lampiran 2
SOAL-SOAL SIKLUS I

A.        Soal uraian ganda
1.      Pesawat sederhana berguna untuk ...


a.       Memudahkan pekerjaan
b.      Mempersingkat waktu
c.       Mempersingkat perjalanan
d.      Menciptakan gaya


2.      Alat di bawah ini yang bukan tuas adalah ...


a.       Baji
b.      Katrol
c.       Drei
d.      Gunting


3.      Pembuatan sekrup dan baut menggunakan prinsip ...


a.       Bidang miring
b.      Tuas
c.       Roda
d.      Poros


4.      Berikut ini yang menggunakan katrol tetap adalah ...


a.       Mesin traktor
b.      Jungkat-jungkit
c.       Sumur timba
d.      Sumur pompa


5.      Pesawat yang rumit terdiri atas beberapa pesawat ...


a.       Sederhana
b.      Modern
c.       Mewah
d.      Ringan


6.      Di bawah ini yang merupakan tuas golongan pertama adalah ...


a.       Sekop
b.      Alat memancing
c.       Pemecah biji
d.      Gunting


7.      Pembuatan atap rumah menggunakan prinsip ...


a.       Katrol
b.      Tuas
c.       Bidang miring
d.      Roda


8.      Jenis paku yang batangnya menggunakan prinsip bidang miring adalah ...


a.       Paku payung
b.      Paku pines
c.       Paku ulir
d.      Paku jarum


9.      Tuas disebut juga ...


a.       Bidang miring
b.      Pengungkit
c.       Katrol
d.      Pesawat


10.  Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi ... macam


a.       2
b.      3
c.       4
d.      5


11.  Jenis pesawat yang menggunakan prinsip tuas adalah ...


a.       Gunting kuku
b.      Ketapel
c.       Engsel pintu
d.      Paku jarum


12.  Setiap alat yang berguna untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut ...


a.       Katrol
b.      Tuas
c.       Mobil
d.      Pesawat


13.  Katrol mempunyai titik tumpu, kuasa dan beban. Oleh karena itu pada prinsipnya katrol termasuk ...


a.       Pengungkit
b.      Bidang miring
c.       Roda
d.      Bidang datar


14.  Roda termasuk pesawat sederhana jenis ...


a.       Karol tetap
b.      Katrol bebas
c.       Pengungkit
d.      Bidang miring


15.  Sekop yang kita gunakan untuk menyerok tanah merupakan tuas golongan ...


a.       Pertama
b.      Kedua
c.       Ketiga
d.      Keempat


B.        Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1.      Alat yang berguna untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut ...
2.      Gunting termasuk tuas golongan ...
3.      Katrol yang letaknya dapat berpindah-pindah disebut ...
4.      Permukaan datar yang salah satu ujungnya lebih tinggi daripada ujung yang lain disebut ...
5.      Gabungan katrol tetap dan majemuk disebut ...
6.      Tempat gaya bekerja pada pengungkit disebut ...
7.      Kerekan bendera menggunakan pesawat sederhana jenis ...
8.      Untuk memindahkan alat alat rumah tangga menggunakan pesawat sederhana jenis ...
9.      Beban diantara titik tumpu dan kuasa termasuk pengungkit golongan ...
10.  Prinsip bidang miring digunakan untuk membuat ...

C.        Jawablah dengan benar!
1.      Sebutkan 3 contoh alat yang menggunakan prinsip tuas golongan pertama!
2.      Sebutkan 3 jenis katrol!
3.      Sebutkan keuntungan dan kerugian bidang miring!
4.      Tuliskan perbedaan antara bidang miring dengan baji!
5.      Apa yang dimaksud roda berporos?

 Lampiran 3
ANGKET KEADAAN SISWA SEBELUM SENAM OTAK

Mata Pelajaran         :  IPA                                                                         Semester : II
Hari/tanggal              : ………………....
Petunjuk
1.      Jawablah pertanyaan sesuai dengan apa yang adik-adik ketahui, atau apa yang adik-adik rasakan.
2.      Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan keadaan adik-adik ya.

Suasana (kondisi) Pembelajaran
No
Pernyataan
Pilihan
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Ragu-ragu
stuju
Setuju sekali
1.
Saya senang belajar IPA di sekolah/kelas





2.
Saya tegang selama pelajaran IPA di kelas





3.
Saya bosan jika mengikuti pelajaran IPA di kelas





4.
Saya selalu siap untuk menerima pelajaran IPA di kelas





5.
Aku bersemangat untuk belajar IPA di kelas






Konsentrasi siswa
No
Pernyataan
Pilihan saya
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Ragu-ragu
stuju
Setuju sekali
1.
Di luar kelas sepertinya tidak ada kejadian apa-apa





2.
Saya selalu melihat kepada pak Dwi waktu beliau mengajar IPA





3.
Saya tidak pernah melamun





4.
Saya selalu mendengar dengan jelas ketika pak Dwi menjelaskan pelajaran IPA





5.
Saya selalu tahu apa yang dikatakan/diajarkan pak Dwi selama belajar IPA






Kecakapan belajar
No
Pernyataan
Pilihan saya
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Ragu-ragu
stuju
Setuju sekali
1.
Saat ini saya mudah memahami pelajaran IPA di kelas





2.
Soal-soal IPA mudah untuk dikerjakan





3.
Saya bisa memahami bacaan yang saya baca





4.
Pelajaran IPA rasanya sulit buat saya





5.
Saya bisa mengingat pelajaran yang kemarin diterangkan





6.
Mudah bagi saya untuk menghitung angka






Purworejo, ....................... 2010

(..............................................)

Lampiran 4
ANGKET KEADAAN SISWA TERHADAP SENAM OTAK

Mata Pelajaran         :  IPA                                                                         Semester : II
Hari/tanggal              : ………………....
Petunjuk
1.      Jawablah pertanyaan sesuai dengan apa yang adik-adik ketahui, atau apa yang adik-adik rasakan.
2.      Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan keadaan adik-adik ya.

Suasana (kondisi) Pembelajaran
No
Pernyataan
Pilihan
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Ragu-ragu
stuju
Setuju sekali
1.
Saya senang belajar IPA di sekolah/kelas





2.
Saya tegang selama pelajaran IPA di kelas





3.
Saya bosan jika mengikuti pelajaran IPA di kelas





4.
Saya selalu siap untuk menerima pelajaran IPA di kelas





5.
Aku bersemangat untuk belajar IPA di kelas






Konsentrasi siswa
No
Pernyataan
Pilihan saya
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Ragu-ragu
stuju
Setuju sekali
1.
Di luar kelas sepertinya tidak ada kejadian apa-apa





2.
Saya selalu melihat kepada pak Dwi waktu beliau mengajar IPA





3.
Saya tidak pernah melamun





4.
Saya selalu mendengar dengan jelas ketika pak Dwi menjelaskan pelajaran IPA





5.
Saya selalu tahu apa yang dikatakan/diajarkan pak Dwi selama belajar IPA






Kecakapan belajar
No
Pernyataan
Pilihan saya
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Ragu-ragu
stuju
Setuju sekali
1.
Saat ini saya mudah memahami pelajaran IPA di kelas





2.
Soal-soal IPA mudah untuk dikerjakan





3.
Saya bisa memahami bacaan yang saya baca





4.
Pelajaran IPA rasanya sulit buat saya





5.
Saya bisa mengingat pelajaran yang kemarin diterangkan





6.
Mudah bagi saya untuk menghitung angka






Purworejo, ....................... 2010

(..............................................)
Lampiran 5
WAWANCARA TERTULIS

1.      Apakah adik-adik senang dengan senam otak? Kalau iya kenapa?
2.      Gerakan seperti apa yang adik-adik sukai?
3.      Apa yang adik-adik rasakan saat selesai senam otak? Pusing, capek, segar, siap menerima pelajaran atau yang lain?
4.      Dalam menerima pelajaran, ada bedanya ga sebelum dan sesudah senam otak?
5.      Satu kata untuk senam otak!

Lampiran 6
  
Lampiran 7

  
 Lampiran 8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar