::
📬 PEMBAHASAN ZAKAT EMAS, PERAK, DAN UANG (4)
⚫️ Seorang karyawan atau pegawai yang mendapatkan penghasilan bulanan, apakah terkena zakat setiap bulannya?
Jawaban: Tidak. Harus terpenuhi nishob (batas minimal) dan haulnya (kepemilikan setahun hijriyah).
Sekalipun tiap bulan ia mendapatkan penghasilan di atas nishob, namun uang tersebut belum tersimpan selama 1 tahun hijriyah, belum wajib zakat itu untuknya. Sebaliknya, jika sudah setahun dimiliki, namun tidak mencapai nishob, tidak terkena zakat. Sebagaimana dijelaskan Syaikh Bin Baz dalam Majmu’ Fataawa wa Maqolaat (14/135)).
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
وَلَيْسَ فِي مَالٍ زَكَاةٌ حَتَّى يَحُولَ عَلَيْهِ الْحَوْلُ
Pada harta tidak ada zakat hingga dimiliki selama setahun (H.R Abu Dawud dari Ali)
Dalam riwayat hadits dari Aisyah radhiyallahu anha, Nabi bersabda:
لَا زَكَاةَ فِي مَالٍ حَتَّى يَحُولَ عَلَيْهِ الْحَوْلُ
Tidak ada zakat pada harta hingga berlalu satu tahun (H.R Ibnu Majah, dishahihkan Syaikh al-Albaniy)
Abu Bakr as-Shiddiq radhiyallahu anhu menyatakan:
لَا تُزَكِّهِ حَتَّى يَحُوْلَ عَلَيْهِ الْحَوْلُ
Janganlah engkau mengeluarkan zakatnya, hingga berlalu satu tahun (Riwayat Musaddad, dinyatakan para perawinya terpercaya oleh al-Bushiriy)
Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma menyatakan:
لَا تَجِبُ فِي مَالٍ زَكَاةٌ حَتَّى يَحُولَ عَلَيْهِ الْحَوْلُ
Tidaklah wajib zakat pada harta hingga berlalu setahun (H.R Malik dalam al-Muwattha’)
Atas dasar ini, tidak ada zakat profesi atau zakat dari penghasilan bulanan. Barulah terhitung zakat jika uang itu tersimpan atau menjadi tabungan dalam setahun hijriyah.
Kalau pun seseorang ingin berinfak atau bersedekah sunnah dengan ikhlas setiap bulannya tanpa ada batasan nominal yang diwajibkan, itu adalah hal yang baik. Dipersilakan. Tapi jangan memperhitungkannya sebagai zakat. Karena zakat ada ketentuan dan aturan syar’i-nya tersendiri. Zakat adalah kewajiban sedangkan sedekah sunnah adalah sesuatu hal yang dianjurkan dengan kerelaan.
Selain itu, yang harus dipahami adalah zakat uang itu berlaku untuk simpanan yang merupakan kelebihan setelah pengeluaran-pengeluaran yang dibutuhkan. Tidak setiap orang yang penghasilannya besar memiliki simpanan yang besar. Bisa jadi pengeluaran berdasarkan kebutuhannya memang besar, sehingga kalaupun tersimpan hanya sedikit saja dan tidak mencapai nishob.
Sebagai contoh: Seseorang punya penghasilan bulanan 10 juta rupiah. Tapi setiap bulannya hanya bisa menabung 200 ribu rupiah saja, karena pengeluarannya banyak. Tanggungannya banyak, karena ia harus menghidupi 2 istri dan 10 anak. Apabila dihitung dalam setahun, tabungannya adalah: 200 ribu rupiah x 12 bulan = 2,4 juta rupiah. Itu belum mencapai nishob. Belum wajib zakat uang itu pada dia. Kalau dia diharuskan mengeluarkan 2,5% dari 10 juta rupiah itu setiap bulannya, itu adalah kedzhaliman. Mewajibkan sesuatu yang bukan kewajiban dia. Berbeda jika ia memang suka berinfak dalam nominal yang tidak ditentukan setiap bulannya, sesuai kerelaan hatinya, hal itu tidak mengapa.
Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman hafizhahullah
WA al I'tishom | situs web: itishom.org | telegram : @alitishombissunnah
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
🔍 مجموعـــــة نشر الفـــــــوائد
قناتنا في برنامـــج [تيليجــــــرام]
للاشتراك : افتح الرابط واضغط على اشتراك👇
💾 JOIN bit.ly/ForumBerbagiFaidah
◽️◽️◽️◽️◽️◽️
Tidak ada komentar:
Posting Komentar